Kamis, 18 Maret 2021

Penyebab kucing sering menggaruk telinga

PENYEBAB KUCING SERING MENGGARUK TELINGA

 

Kucing merupakan hewan peliharaan yang imut dan digemari oleh masyarakat, dari perkotaan hingga pedesaan, baik anak-anak maupun orangtua menyenangi makhluk yang satu ini. Tingkah laku kucing yang lucu membuat orang ingin memelihara kucing. Namun disisi lain masyarakat yang memelihara kucing diharuskan memperhatikan prinsip kesejahteraan hewan atau animal welfare.

Prinsip kesejahteraan hewan tersebut dikenal dengan 5 prinsip kesejahteraan hewan / the five of freedom antara lain:

  1. Freedom from hunger and thirst (bebas dari rasa lapar dan haus)
  2. Freedom from discomfort (bebas dari rasa ketidaknyamanan)
  3. Freedom rom pain, injury,  and diseases(bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit)
  4. Freedom from fear and distress (bebas dari rasa takut dan stres)
  5. Freedom to express natural behavior (bebas untuk mengekspresikan tingkah laku

Hewan harus dipenuhi kebutuhan nutrisi yaitu asupan makanan dan minumnya yang sesuai, juga harus diperhatikan kesehatannya. Pencegahan penyakit seperti vaksinasi , pemberian anthelmintik atau anticacing rutin, hewan juga harus diperiksa kesehatan secara rutin ke dokter hewan. Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi adalah hewan sering menggarukkan telinga yang menjadi salah satu indikasi kucing terinfeksi tungau telinga Otodectes cyanotis (O.cyanotis). Untuk mengetahui kucing terinfeksi O.cyanotis harus dilakukan pemeriksaan mikroskopis di klinik hewan atau dokter hewan terdekat.


Gambar 1. Otodectes cyanotis pada pemeriksaan mikroskop

O.cyanotis  atau Tungau telinga dapat berpindah dari satu hewan ke hewan yang lainnya lewat kontak tubuh secara langsung. Tungau telinga betina cenderung menaruh telur-telurnya pada bulu di bagian telinga hewan, sehingga tungau telinga jantan akan selalu mencari tungau telinga betina pada bagian tersebut untuk melakukan perkembangbiakan (Rosenfeld, 2007).

Gejala klinis yang ditimbulkan akibat infestasi tungau ini yaitu hewan sering mengaruk pada daerah telinga, kotoran telinga berwarna hitam gelap dan menyebabkan otitis (Dhingra, 2008). Infestasi tungau pada telinga ini jika tidak dilakukan pengobatan dengan segera dapat diikuti infeksi skunder bakteri, sehingga gejala klinis yang dapat diamati adalah  Ear discharge / leleran dari telinga.

Petlover harus memperhatikan kebersihan kandang dan lingkungannya . Hewan yang sakit harus segera dipisahkan dengan hewan yang sakit. Hewan yang menggaruk telinga segera dibawa ke dokter hewan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

 



Drh. Khairul Rizal

 

Sumber Bacaan

Dhingra PL. 2008. Perbandingan Efektifitas Ofloksasin Topikal dengan Ofloksasin Kombinasi Steroid Topikal pada Otitis Eksterna Profunda di Makassar [skripsi]. Makasar (ID): Universitas Hasanudin.

Rosenfeld, Andrew J. 2007 . Veterinary Medical Team Handbook . Iowa: Blackwell Publishing Professional .ISBN 978-0-7817-5759-1

 

 


Tidak ada komentar:

WRD Puskeswan Kandis gelar vaksinasi rabies

         Drh. Khairul Rizal sedang melaksanakan vaksinasi rabies pada HPR. SIAK (2019). World Rabies Day (WRD) merupakan hari rab...