MARI MENGENAL DAGING LEBIH DEKAT
Daging adalah bagian hewan yang
disembelih (sapi, kerbau, kambing, domba) yang dapat dimakan dan berasal dari
otot rangka atau yang terdapat di lidah, diafragma, jantung dan oesophagus
dengan atau tidak mengandung lemak.Daging merupakan otot hewan yang tersusun
dari serat-serat yang sangat kecil yang masing-masing serat berupa sel
memanjang.Sel serat otot mengandung dua macam protein yang tidak larut, yaitu
kolagen dan elastin yang terdapat pada jaringan ikat (Anonimus, 2001).
Daging merupakan bahan pangan yang
penting dalam memenuhi kebutuhan gizi.Menurut Soeparno (1992) daging
didefenisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua hasil produk hasil
pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya.Djafar, dkk.(2006)
menyatakan bahwa pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang
selalu mendapat perhatian untuk kesejahteraan kehidupan manusia.Selain sebagai
sumber gizi, juga perlu diperhatikan keamanan pangan serta aman, bermutu dan
bergizi baik disamping itu produk pangan dapat berpengaruh kepada peningkatan
derajat kesehatan.
Komposisi kimia daging terdiri dari air
56%, protein 22%, lemak 24%, dan substansi bukan protein terlarut 3,5% yang
meliputi karbohidrat, garam organic, subtansi nitrogen terlarut, mineral, dan
vitamin. Daging merupakan bahan makanan yang penting dalam memenuhi kebutuhan
gizi, selain mutu proteinnya yang tinggi, pada daging terdapat pula kandungan
asam amino essensial yang lengkap dan seimbang (Lawrie, 1995). Protein
merupakan komponen kimia terpenting yang ada didalam daging, yang sangat
dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan.
Nilai protein yang tinggi didaging disebabkan oleh asam amino esensialnya yang
lengkap.
Selain kaya protein, daging juga
mengandung energi, yang ditentukan oleh kandungan lemak di dalam intraselular
di dalam serabut-serabut otot.Daging juga mengandung kolesterol, walaupun dalam
jumlah yang relative lebih rendah dibandingkan dengan bagian jeroan maupun
otak.Kolesterol memegang peranan penting dalam fungsi organ tubuh.Kolesterol
juga berguna dalam menyusun jaringan otak, serat syaraf, hati, ginjal, dan
kelenjar adrenalin.Daging juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat
baik.Secara umum, daging merupakan sumber mineral seperti kalsium, fosfor, dan
zat besi serta vitamin B kompleks tetapi rendah vitamin C (Anonimus,
2004).Kualitas daging dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada waktu hewan
masih hidup maupun setelah dipotong. Pada waktu hewan hidup, faktor penentu
kualitas dagingnya adalah cara pemeliharaan, meliputi pemberian pakan, tata
laksana pemeliharaan, dan perawatan kesehatan. Kualitas daging juga dipengaruhi
oleh perdarahan pada waktu hewan dipotong dan kontaminasi sesudah hewan
dipotong.
Daging merupakan salah satu sumber gizi
bagi manusia, selain itu juga merupakan sumber makanan bagi
mikroorganisme.Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan menyebabkan
perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya
cerna ataupun daya simpannya.Selain itu pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan
pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak
diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikonsumsi (Siagian,
2002).Makanan yang dikonsumsi dapat menjadi sumber penularan penyakit apabila
telah tercemar mikroba dan tidak dikelola secara higienes, makanan yang
bepotensi tercemar adalah makanan mentah terutama (Syam, 2004).
Daging ayam termasuk dalam salah satu
sumber protein hewani yang paling banyak digemari oleh masyarakat. Populasi
ternak ayam ras pedaging di dunia menurut data FAO pada tahun 2008 sekitar 92,9
juta ton dan angka ini lebih tinggi daripada populasi ternak sapi pedaging.
Permintaan terhadap daging ayam ini di Indonesia juga mengalami peningkatan
dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir yaitu 530.874 ekor pada tahun 2000
menjadi 1.249.952 ekor pada tahun 2010, dengan persentase kenaikan sekitar 57%
(BPS, 2009). Konsumsi protein yang dibutuhkan oleh orang dewasa untuk keperluan
pokok adalah sekitar 0,8 g protein/kg berat badan (BB).
Daging ayam mengandung sejumlah nutrisi
penting yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin
dan beberapa mineral.Nutrisi yang tersedia dalam daging dapat pula menjadi
media yang baik untuk pertumbuhan mikroba termasuk bakteri patogen.Dampaknya
adalah daging menjadi tercemar dan tidak layak untuk dikonsumsi.Daging yang
sudah tercemar dapat menimbulkan penyakit pada manusia.Mikroba patogen dapat
mencemari daging unggas sejak berada dalam masa pemeliharaan, proses pemotongan
dan tahap pengolahan yang tidak higienis.
Daging ayam memiliki serat halus memanjang dan berwarna putih.Daging ayam juga memiliki lemak berwarna putih kekuningan dan banyak mengandung asam amino essensial yang baik bagi pertumbuhan dan perbaikan nutrisi tubuh (Lawrie, 1995). Pemotongan juga dapat menimbulkan berkurangnya kualitas daging disebabkan oleh adanya proses pelayuan, pemasakan, pengukuran pH karkas dan daging, residu hormon, residu antibiotik, penyimpanan dan penggunaan enzim pengempuk daging. Daging mudah mengalami kerusakan, sehingga perlu dilakukan pengolahan daging untuk memperpanjang umur simpan dan meningkatkan kualitas citarasa daging. Bahan baku pengolahan pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Penanganan bahan baku yang sesuai dapat meningkatkan mutu produk. Bahan baku makanan harus disimpan pada suhu rendah (±40C) yang berguna dalam menghindari kontaminasi dan menurunkan jumlah mikroorganisme patogen. Penyimpanan bahan mentah harus bersih dan bebas dari kotoran atau bau (Jenie, 1987).Daging ayam mengandung substansi nitrogen dan karbohidrat sehingga penanganan yang kurang baik dapat memberi peluang pertumbuhan mikroorganisme pada tingkat keasaman yang sesuai (Saksono, 1986). Lukman (2003) menambahkan bahwa jenis bahan yang mudah rusak memiliki kandungan protein tinggi (18%), pH 5,3-6,2 dan kadar air 75,5%. Komposisi protein daging unggas (ayam) lebih tinggi dibandingkan daging sapi.Persentase protein dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kimia Daging Ayam
Jenis
Daging
Protein Air Lemak Abu |
Ayam
Broiler
23,40% 73,31% 1,90% 1,00% Ayam
Petelur
23,34% 69,50% 8,00% 1,03% |
Sumber
: Balai Besar Industri Pertanian, 1983
*) Muchtadi dan Sugiyono, 1989
Drh. Khairul Rizal
BAHAN BACAAN
Anonimous, (2010). Kriteria Kualitas Daging. http://id.shvoong.com/medicine and health/nutrition/2120586-kriteria-kualitas-daging/#ixzz1d7TcqOA3
Djaafar,
T.F., E.S. Rahayu, dan S. Rahayu. (2006). Cemaran Mikroba pada Susu dan Produk
Unggas. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor, http://peternakan
litbang.deptan.go,id
Lawrie,
R.A. 1995. Ilmu Daging. Diterjemahkan oleh Amiruddin Parakkasi. Edisi ke lima.
Universitas Indonesia, Jakarta
Siagian,
A. 2002.Mikroba Patogen Pada Makanan dan Sumber Pencemarannya. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. USU. http://www.library.usu.ac.id.
Soeparno,
1992.Ilmu dan Teknologi Daging, Edisi I. Penerbit Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Jenie,
B. S. L. 1987. Sanitasi dalam Industri Pangan.PAU Pangan dan Gizi Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Saksono,
L. 1986. Pengantar Sanitasi Makanan. Penerbit Alumni, Bandung.
Lukman,
D. W. 2003. Sanitation Standard Operating Procedur (SSOP) [bahan kuliah].
Program Studi Higiene Makanan. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian
Bogor.Dalam: Soekotjo, R. H. Skripsi. Mempelajari Penerapan Standard
Operating Procedur (SOP) dan Sanitation Standard Operating Procedur (SSOP) di
Rumah Potong Ayam (RPA) PT Japfa Santori Indonesia. Program Studi Higiene
Makanan. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar