Rabu, 17 Maret 2021

Penyakit Surra Pada Sapi dan Pengendaliannya

Penyakit Surra Pada Sapi dan Pengendaliannya


Trypanosomiosis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui gigitan lalat penghisap darah (haematophagus flies. (Powar RM et al., 2006) Kasus penyakit Surra pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1897 pada populasi kuda di Pulau Jawa. . (Rochmat et al ., 2006). Surra merupakan penyakit hewan menular strategis (PHMS).

Penyakit Surra adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh infeksi protozoa, yaitu Trypanosoma evansi / T. evansi. Hewan yang rentan terhadap penyakit ini adalah: unta, kuda, kerbau, sapi, kambing, domba, babi, bahkan anjing. Surra dapat menginfeksi manusia berdasarkan hasil serologi, bahkan pewarnaan Giemsa ulas darah dari pasien di India menunjukkan positif mengandung Trypanosoma . ( Batan, 2018 )

Trypanosomiasis dapat menginfeksi semua umur, baik pada hewan yang masih muda maupun hewan yang sudah tua, baik hewan jantan maupun betina dapat terinfeksi penyakit ini. Sebagian besar hewan yang terinfeksi Trypanosomiasis ini mengalami kematian. Namun demikian pada sapi penyakit ini lebih bersifat menahun dan bisa sembuh dengan pengobatan yang terus menerus diberikan secara rutin (Levine, 1995).

Gambar 1. Trypanosoma sp. Dokumentasi preparat ulas darah Drh. Herlina Yuliani

T. evansi mengeluarkan toksin yang dikenal dengan nama trypanotoksin yang dapat mempengaruhi sistem kerja tubuh hewan yang terinfeksi (Levine, . 1995). Trypanotoksin dapat merusak membran eritrosit, sehingga menyebabkan anemia hemolitik (Morrison et all, 1981).

Penularan.

T. evansi ditularkan secara mekanis dari hewan karier ke hewan sehat melalui lalat Diptera hematofagus yang termasuk ke dalam genera Tabanus, Stomoxys, Haematopota, Lypersia dan Hippobosca. Genus yang paling penting sebagai penular adalah Tabanus ( Batan, 2018 ).

Gejala Klinis.

Gejala umum sapi yang terinfeksi Surra adalah sebagai berikut 

 

  • demam yang terjadi sifatnya intermittent atau naik turun
  • depresi dan tidak bersemangat,
  •  gerakan memutar-mutar
  •   limfonodus preskapularis mengalami pembesaran
  •  konjungtivitis, dan keluar leleran kental dari mata
  •  abortus
  •  dan janin dilahirkan dalam keadaan mati (stillbirth) ( Batan, 2018 )

Gambar 2. Sapi yang terinfeksi Surra .Dokumentasi  Drh. Mahfudz.

Apabila Trypanosoma telah masuk kedalam cairan cerebrospinal maka hewan akan menunjukan gejala saraf seperti berjalan sempoyongan, berputarputar atau berjalan kaku (Partoutomo et.all 1996)



Gambar 3.  Sapi yang terinfeksi surra berjalan memutar karena inkoordinasi saraf. Dokumentasi Drh. Khairul Rizal

Pencegahan dan Pengendalian

1.      Memperketat jalur lintas ternak.

Ternak yang akan masuk ke suatu wilayah antar Propinsi atau pulau diharuskan memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan ( SKKH), dan memiliki hasil pemeriksaan laboratoris bebas penyakit PHMS salah satunya yaitu harus bebas Surra

2.      Eleminasi Vektor

Rutin dilakukan pembersihan kandang dan penyemprotan kandang dan lingkungan dengan larutan antiserangga/ antiektoparasit untuk mengeleminasi / membunuh vektor penyebab surra yaitu Lalat

3.      Apabila ada ternak yang sakit segera dilakukan isolasi dan dipisahkan dari hewan yang sehat.


Drh. Khairul Rizal

 

BAHAN BACAAN

Batan, 2018. Penyakit Surra Pada Sapi Dan Sapi Bali Di Indonesia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Denpasar, Bali,

Levine., N.D. 1995. Protozoologi Veteriner. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Partoutomo, S., A. Husein, S. Muharsini dan R. Damayanti 1996. Rangkuman Hasil Penelitian Surra Di Balai Penelitian Veteriner 145-156

Rochmat , Suryanto , Fatimah Dan Parmini, T., 2006. Status Penyakit Trypanosoma Evansi (Surra) . Di Jawa Tengah Tahun 2015. Buletin Laboratorium Veteriner Vol. 16  NO 2 Tahun 2016.

 


Tidak ada komentar:

WRD Puskeswan Kandis gelar vaksinasi rabies

         Drh. Khairul Rizal sedang melaksanakan vaksinasi rabies pada HPR. SIAK (2019). World Rabies Day (WRD) merupakan hari rab...