Penyakit Surra Pada Sapi dan
Pengendaliannya
Trypanosomiosis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan
oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui gigitan lalat penghisap
darah (haematophagus flies. (Powar RM et al., 2006) Kasus penyakit Surra
pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1897 pada populasi kuda di
Pulau Jawa. . (Rochmat et al ., 2006). Surra merupakan penyakit hewan menular
strategis (PHMS).
Penyakit Surra adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh infeksi
protozoa, yaitu Trypanosoma evansi / T. evansi. Hewan yang rentan terhadap
penyakit ini adalah: unta, kuda, kerbau, sapi, kambing, domba, babi, bahkan
anjing. Surra dapat menginfeksi manusia berdasarkan hasil serologi, bahkan
pewarnaan Giemsa ulas darah dari pasien di India menunjukkan positif mengandung
Trypanosoma . ( Batan, 2018 )
Trypanosomiasis dapat menginfeksi semua umur, baik pada hewan yang
masih muda maupun hewan yang sudah tua, baik hewan jantan maupun betina dapat
terinfeksi penyakit ini. Sebagian besar hewan yang terinfeksi Trypanosomiasis
ini mengalami kematian. Namun demikian pada sapi penyakit ini lebih bersifat
menahun dan bisa sembuh dengan pengobatan yang terus menerus diberikan secara rutin (Levine, 1995).
Gambar 1. Trypanosoma sp. Dokumentasi preparat ulas darah Drh. Herlina
Yuliani
T. evansi mengeluarkan toksin yang dikenal
dengan nama trypanotoksin yang dapat mempengaruhi sistem kerja tubuh hewan yang
terinfeksi (Levine, . 1995). Trypanotoksin dapat merusak membran eritrosit,
sehingga menyebabkan anemia hemolitik (Morrison et all, 1981).
Penularan.
T. evansi ditularkan secara mekanis dari hewan karier ke hewan
sehat melalui lalat Diptera hematofagus yang termasuk ke dalam genera Tabanus,
Stomoxys, Haematopota, Lypersia dan Hippobosca. Genus yang paling penting
sebagai penular adalah Tabanus ( Batan, 2018 ).
Gejala Klinis.
Gejala umum sapi yang terinfeksi Surra adalah sebagai berikut
- demam yang terjadi sifatnya intermittent atau naik turun
- depresi dan tidak bersemangat,
- gerakan memutar-mutar
- limfonodus preskapularis mengalami pembesaran
- konjungtivitis, dan keluar leleran kental dari mata
- abortus
- dan janin dilahirkan dalam keadaan mati (stillbirth) ( Batan, 2018 )
Gambar 2. Sapi yang terinfeksi Surra .Dokumentasi Drh. Mahfudz.
Apabila Trypanosoma telah masuk kedalam cairan cerebrospinal maka
hewan akan menunjukan gejala saraf seperti berjalan sempoyongan, berputarputar
atau berjalan kaku (Partoutomo et.all 1996)
Gambar 3. Sapi yang terinfeksi surra berjalan memutar karena inkoordinasi saraf. Dokumentasi Drh. Khairul Rizal
Pencegahan dan
Pengendalian
1. Memperketat jalur lintas ternak.
Ternak yang akan masuk ke suatu
wilayah antar Propinsi atau pulau diharuskan memiliki Surat Keterangan
Kesehatan Hewan ( SKKH), dan memiliki hasil pemeriksaan laboratoris bebas
penyakit PHMS salah satunya yaitu harus bebas Surra
2. Eleminasi Vektor
Rutin dilakukan pembersihan kandang
dan penyemprotan kandang dan lingkungan dengan larutan antiserangga/
antiektoparasit untuk mengeleminasi / membunuh vektor penyebab surra yaitu
Lalat
3. Apabila ada ternak yang sakit segera
dilakukan isolasi dan dipisahkan dari hewan yang sehat.
Drh. Khairul Rizal
BAHAN BACAAN
Batan, 2018. Penyakit Surra Pada Sapi Dan Sapi Bali Di Indonesia, Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Denpasar, Bali,
Levine., N.D.
1995. Protozoologi Veteriner. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Partoutomo, S., A. Husein, S. Muharsini dan
R. Damayanti 1996. Rangkuman Hasil Penelitian Surra Di Balai Penelitian
Veteriner 145-156
Rochmat , Suryanto , Fatimah Dan Parmini, T.,
2006. Status Penyakit
Trypanosoma Evansi (Surra) . Di Jawa Tengah Tahun 2015.
Buletin Laboratorium Veteriner Vol. 16 NO
2 Tahun 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar