Kasus Gangguan Reproduksi Lapangan Hari Ini
Seekor sapi Bali betina berumur 3.5 tahun, sudah pernah beranak satu kali, usia pedet 6 bulan ,dilaporkan peternak tidak pernah estrus atau birahi setelah melahirkan.
Setelah anamnesa dilakukan, dilanjutkan pemeriksaan status Reproduksi sapi Bali tersebut. Hasil pemeriksaan ovarium sinistra et dextra mengalami hipofungsi Ovarium.
Pada kasus ini diberikan Penanganan pemberian Anticacing, Vitamin dan Mineral. Selanjutnya dilakukan Treatment /terapi lanjutan dengan injeksi hormonal.
Pemeliharaan sapi tanpa kandang, dan hanya diberikan pakan hijauan tanpa konsentrat dan Premix atau vitamin dan mineral dalam pakan menjadi salah satu faktor penyebab hipofungsi Ovarium. Sapi dipelihara tidak diberikan nutrisi yang cukup. Sehingga anestrus post partu menjadi lama dan kekurangan nutrisi jangka panjang menyebabkan penurunan kinerja Reproduksi.
Pada kasus ini masih sapi majir sementara., dengan catatan rutin diberikan premix atau vitamin dan mineral dalam konsentrat. ,Hijauan pakan yang bernutrisi dan konsentrat diberikan 1-2% dari berat badan.
Edukasi client.
Untuk peternak yang memelihara sapi perlu diperhatikan manajemen Reproduksi. Anestrus post partum /sapi tidak birahi rotfjfjfjdjdjsetelah melahirkan terjadi selama fase involusi uterus/kembalinya Uterus ke bentuk dan fungsi normal. Involusi uterus berlangsung 35-46 hari pada sapi. Normlanya sapi akan birahi atau estrus setelah fase tersebut. Perkawinan sapi biasa pada hari ke 60-80 sapi melahirkan. Apabila dalam tentang tersebut sapi tidak birahi. Segera hubungi dokter hewan atau petugas kesehatan hewan ,agar dilakukan pemeriksaan langsung terhadap status Reproduksi ternak .
Drh. Khairul Rizal
PDHI cabang Riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar