Minggu, 21 Maret 2021

Kenali Gejala Coronavirus Pada Ayam

Kenali Gejala Coronavirus Pada Ayam

(Sinonim : Infectious bronchitis, IB, Bronchitis Infectiosa )

 

Mendengar kata coronavirus yang pertama kita fikirkan adalah COVID-19, yang pada akhir tahun 2019 mulai masuk ke indonesia. Hingga sekarang pandemi COVID-19 belum berakhir mulai Social Distancing atau menjaga jarak, Pembatasan Sosial Berskala Besar  ( PSBB ) dan kita juga di haruskan menjaga 3 M Yaitu menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan air sabun, hal ini bertujuan untuk mencegah penularan COVID-19. Infeksi virus corona disebut COVID-19  ( Corona Virus Disease 2019 ) dan pertama kali muncu di kota  Wuhan, chinna pada akhir Desember 2019

            Namun pada kesempatan kali ini kita akan membahas Coronavirus pada unggas.  Coronavirus pada unggas menyebabkan penyakit Bronchitis Infectiosa. Ressang (1983) mengatakan Bronchitis Infectiosa ditemukan oleh Schalk dan Hawn dalam tahun 1931 di Amerika Serikat, dan virus ini ditularkan dengan eksudat cabang-tenggorokan( bronchi) yang biasanya bersifat mukopurulen .

            Pada tahun 1931, Arthur Schalk dan M.C Hawn mengidentifikasi adanya ineksi saluran pernafasan jenis baru pada ayam di North Dakota. Ineksi ini terjadi pada anak yam yang baru lahir dengan gejala klinik susah bernafas dan lesu. Tingkat kematian pada anak ayam mencapai 40-90 %.

            Infectious bronchitis (IB) pada ayam dapat megakibatkan kerugian ekonomis seperti penurunan produksi telur, penurunan kualitas telur , bahkan kematian. Di industri ayam petelur ini menjadi salah satu penyakit yang mengakibatkan kerugian ekonomis yang besar, karena akan banyak telur yang akan di afkir karena tidak lulus seleksi kualitas telur.

Gejala Klinis

            Gejala klinis pada anak ayam ditandai dengan batuk, bersin, ngorok, keluar leleran hidung dan eksudat berbuih di mata. Mortalitas pada anak ayam biasanya 25-30%, tetapi pada beberapa kasus dapat mencapai 75%. Pada ayam dewasa atau layer gejala klinis yang tampak batuk, bersin, dan ngorok. Penurunan produksi telur 5-10%, berlangsung 10-14 hari, jika terkait faktor lain dapat mencapai 50%.  Telur yang dihasilkan memiliki kerabang yang tipism dan bentuk telur yang tidak teratur, serta albumin encer(Manual Penyakit Unggas ISIKHNAS).

Ayam yang terinfeksi IB , gangguan pernafasan dan kerabang telur yang lunak
    https://www.dictio.id/t/bagaimana-gejala-klinis-infectious-bronchitis-ib-pada-unggas/20121/2

Pencegahan dan pengendalian

            Pencegahan dan pengendalian Infectious bronchitis dengan menerapkan bioscurity yang ketat, kebersihan dan sanitasi kandang yang baik. Penyemprotan kandang dan lingkungan dengan larutan desinfektan dengan rutin. Ayam yang sehat dilakukan vaksinanasi agar hewan memiliki antibodi terhadap Bronchitis Infectiosa. Usaha peternakan harus dikelola dengan baik. Populasi ayam harus sesuai dengan ukuran kandang, ventilasi udara yang baik dan lingkungan yang nyaman untuk ayam.

 

 

Drh. Khairul Rizal

Medik Veteriner Kabupaten Siak, Riau


Sabtu, 20 Maret 2021

PENTING DIKETAHUI AGAR KAWIN SUNTIK PADA SAPI BERHASIL

 

PENTING DIKETAHUI AGAR KAWIN SUNTIK

PADA SAPI BERHASIL 

Drh. Khairul Rizal 

          Inseminasi buatan (IB) atau AI (Artificial Insemination) merupakan suatu cara mendeposisikan semen ke dalam alat kelamin betina dengan bantuan alat tertentu. Alat yang biasa digunakan untuk IB yaitu Insemination gun/ Gun IB. IB dikalangan masyarakat dikenal dengan kawin suntik, karena dalam prosesnya semen yang dimasukkan ke alat kelamin menggunakan alat suntik atau dikenal dengan gun IB. Semen merupakan cairan yang dikeluarkan dari kelamin jantan yang berisi sel spermatozoa dan cairan kelenjar reproduksi.


            Inseminasi buatan pada hewan memiliki beberapa keuntungan anatara lain :

  1. Menghemat biaya pemeliharaan pejantan
  2. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik
  3. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada hewan betina (inbreeding)
  4. Dengan peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama
  5. Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati
  6. Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dari hubungan kelamin (Siregar dkk., 2007).

Adapun kerugian insemnasi buatan antara lain :

  1. Apabila identifikasi birahi / estrus dan waktu pelaksanaan ib tidak tepat maka tidak akan terjadi kebuntingan.
  2. Akan terjadi kesulitan kelahiran apabila semen beku yang digunakan berasal dari pejantan dengan turunan yang besar dan di ib pada betina yang keturunan kecil
  3. Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama
  4. Dapat menyebabkan menurunnya sifat genetik yang jelek apabila menggunakan pejantan donor tidak ddipantau genetiknya dengan baik (Siregar dkk., 2007).

Keberhasilan IB akan ditentukan oleh beberapa faktor seperti peternak, ternak, petugas, straw yang digukakan. Agar IB pada hewan dapat berhasil maka faktor tersebut harus diperhatikan dengan baik.

1.     Peternak

Peternak harus memiliki pengetahuan tentang gejala birahi (estrus) dengan baik. Gejala umum estrus pada sapi yaitu vulva bengkak, merah, hangat, keluar lndir putih bening dari kelamin betina, diam dinaiki hewan lain atau standing heat. Peternak haru membuat catatan siklus estrus tiap hewan. Siklus estrus  yaitu jarak estrus pertama ke jarak estrus berikutnya. Siklus estrus pada sapi berlangsung 19-24 hari dengan rata – rata 21 hari. Peternak harus menggunakan metode deteksi estrus yang efektif  (mengenai metode deteksi estrus akan penulis bahas di tulisan lainnya).

Deteksi estrus mempunyai arti penting dalam peternakan sapi perah maupun sapi potong. Kesalahan dan rendahnya kemampuan deteksi estrus merupakan salah satu penyebab rendahnya angka kebuntingan (Wahyu YS., 2017). Secara umum peternak dapat menggunakan metode deteksi estrus yang umum yaitu metode obsevasi estrus secara langsung. Observasi estrus dilakukan 3-4 kali yaitu pagi ,siang , sore , dan malam, dengan lama pengamatan masing- masing 30 menit. Setiap gejala yang muncul peternak harus mencatat, apabila gejala estrus muncul segera menghubungin petugas reproduksi baik dokter hewan , inseminator atau petugas inseminasi buatan.

2.     Ternak betina atau akseptor IB.

Sapi yang akan dilakukan IB dipastikan estrus secara normal, ada kasus gangguuan reproduksi seperti cysta folikuler . Pada kasus  cysta folikuler sapi akan menunjukkan gejala nimpomania atau birahi terus menerus ,dalam satu siklus estrus dapat terjadi beberapa kali birahi, nah pada kasus ini sapi tidak boleh dilakukan IB . Sapi yang mengalami cysta folikular tidak terjadi ovulasi dengan begitu apabila di IB tidak terjadi fertilisasi atau pembuahan.

3.     Patugas

Keberhasilan IB juga ditentukan oleh faktor petugas yaitu inseminator. Inseminator yaitu orang yang melakukan inseminasi buatan. Petugas harus memiliki pemahanan tentang manajemen reproduksi betina dengan baik, harus memahami siklus estrus, kerja hormon reproduksi, memahami anatomi dan fisiologi reproduksi dengan baik baik. Sapi yang akan dilakukan IB WAJIB dilakukan pemeriksaan saluran reproduksi terlebih dahulu, WAJIB dipastikan sapi bunting atau tidak , birahi atau tidak.

WAJIB dipastikan ketika inseminasi buatan folikel dominan harus ada, folikel dominan yaitu folikel yang nantinya akan mengalami ovulasi.


4.     Straw

Straw yang digunakan harus dalam kondisi yang baik . Straw yang disimpan di kontainer petugas harus diperiksa secara berkala. Pemeriksaan secara mikroskopis , hal ini bertujuan untuk memastikan straw dalam konsisi baik. Penanganan straw harus dilakukan secara standar yang baik.

Bahan Bacaan.


Siregar TN dan Hamdan.  2007. Teknologi Reproduksi Pada Ternak. Banda Aceh. USK PRESS.

Wahyu YS., 2017.  Pengaruh GNRH , vitamin ADE dan infuse iodium pada sapi perah yang mengalami kawin berulang. Kajian ukuran folikel , ketebalan ovarium , kadar estrogen, dan tingkat kebuntingan. Tesis. Yogyakarta . UGM.       

 

 

Jumat, 19 Maret 2021

MARI MENGENAL DAGING LEBIH DEKAT

 

MARI MENGENAL DAGING LEBIH DEKAT 

Daging adalah bagian hewan yang disembelih (sapi, kerbau, kambing, domba) yang dapat dimakan dan berasal dari otot rangka atau yang terdapat di lidah, diafragma, jantung dan oesophagus dengan atau tidak mengandung lemak.Daging merupakan otot hewan yang tersusun dari serat-serat yang sangat kecil yang masing-masing serat berupa sel memanjang.Sel serat otot mengandung dua macam protein yang tidak larut, yaitu kolagen dan elastin yang terdapat pada jaringan ikat (Anonimus, 2001).


Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi kebutuhan gizi.Menurut Soeparno (1992) daging didefenisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua hasil produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya.Djafar, dkk.(2006) menyatakan bahwa pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang selalu mendapat perhatian untuk kesejahteraan kehidupan manusia.Selain sebagai sumber gizi, juga perlu diperhatikan keamanan pangan serta aman, bermutu dan bergizi baik disamping itu produk pangan dapat berpengaruh kepada peningkatan derajat kesehatan.

Komposisi kimia daging terdiri dari air 56%, protein 22%, lemak 24%, dan substansi bukan protein terlarut 3,5% yang meliputi karbohidrat, garam organic, subtansi nitrogen terlarut, mineral, dan vitamin. Daging merupakan bahan makanan yang penting dalam memenuhi kebutuhan gizi, selain mutu proteinnya yang tinggi, pada daging terdapat pula kandungan asam amino essensial yang lengkap dan seimbang (Lawrie, 1995). Protein merupakan komponen kimia terpenting yang ada didalam daging, yang sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan. Nilai protein yang tinggi didaging disebabkan oleh asam amino esensialnya yang lengkap.

Selain kaya protein, daging juga mengandung energi, yang ditentukan oleh kandungan lemak di dalam intraselular di dalam serabut-serabut otot.Daging juga mengandung kolesterol, walaupun dalam jumlah yang relative lebih rendah dibandingkan dengan bagian jeroan maupun otak.Kolesterol memegang peranan penting dalam fungsi organ tubuh.Kolesterol juga berguna dalam menyusun jaringan otak, serat syaraf, hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin.Daging juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik.Secara umum, daging merupakan sumber mineral seperti kalsium, fosfor, dan zat besi serta vitamin B kompleks tetapi rendah vitamin C (Anonimus, 2004).Kualitas daging dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada waktu hewan masih hidup maupun setelah dipotong. Pada waktu hewan hidup, faktor penentu kualitas dagingnya adalah cara pemeliharaan, meliputi pemberian pakan, tata laksana pemeliharaan, dan perawatan kesehatan. Kualitas daging juga dipengaruhi oleh perdarahan pada waktu hewan dipotong dan kontaminasi sesudah hewan dipotong.

Daging merupakan salah satu sumber gizi bagi manusia, selain itu juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme.Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya.Selain itu pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikonsumsi (Siagian, 2002).Makanan yang dikonsumsi dapat menjadi sumber penularan penyakit apabila telah tercemar mikroba dan tidak dikelola secara higienes, makanan yang bepotensi tercemar adalah makanan mentah terutama (Syam, 2004).

Daging ayam termasuk dalam salah satu sumber protein hewani yang paling banyak digemari oleh masyarakat. Populasi ternak ayam ras pedaging di dunia menurut data FAO pada tahun 2008 sekitar 92,9 juta ton dan angka ini lebih tinggi daripada populasi ternak sapi pedaging. Permintaan terhadap daging ayam ini di Indonesia juga mengalami peningkatan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir yaitu 530.874 ekor pada tahun 2000 menjadi 1.249.952 ekor pada tahun 2010, dengan persentase kenaikan sekitar 57% (BPS, 2009). Konsumsi protein yang dibutuhkan oleh orang dewasa untuk keperluan pokok adalah sekitar 0,8 g protein/kg berat badan (BB).

Daging ayam mengandung sejumlah nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan beberapa mineral.Nutrisi yang tersedia dalam daging dapat pula menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba termasuk bakteri patogen.Dampaknya adalah daging menjadi tercemar dan tidak layak untuk dikonsumsi.Daging yang sudah tercemar dapat menimbulkan penyakit pada manusia.Mikroba patogen dapat mencemari daging unggas sejak berada dalam masa pemeliharaan, proses pemotongan dan tahap pengolahan yang tidak higienis.

 Daging ayam memiliki serat halus memanjang dan berwarna putih.Daging ayam juga memiliki lemak berwarna putih kekuningan dan banyak mengandung asam amino essensial yang baik bagi pertumbuhan dan perbaikan nutrisi tubuh (Lawrie, 1995). Pemotongan juga dapat menimbulkan berkurangnya kualitas daging disebabkan oleh adanya proses pelayuan, pemasakan, pengukuran pH karkas dan daging, residu hormon, residu antibiotik, penyimpanan dan penggunaan enzim pengempuk daging. Daging mudah mengalami kerusakan, sehingga perlu dilakukan pengolahan daging untuk memperpanjang umur simpan dan meningkatkan kualitas citarasa daging. Bahan baku pengolahan pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Penanganan bahan baku yang sesuai dapat meningkatkan mutu produk. Bahan baku makanan harus disimpan pada suhu rendah (±40C) yang berguna dalam menghindari kontaminasi dan menurunkan jumlah mikroorganisme patogen. Penyimpanan bahan mentah harus bersih dan bebas dari kotoran atau bau (Jenie, 1987).Daging ayam mengandung substansi nitrogen dan karbohidrat sehingga penanganan yang kurang baik dapat memberi peluang pertumbuhan mikroorganisme pada tingkat keasaman yang sesuai (Saksono, 1986). Lukman (2003) menambahkan bahwa jenis bahan yang mudah rusak memiliki kandungan protein tinggi (18%), pH 5,3-6,2 dan kadar air 75,5%. Komposisi protein daging unggas (ayam) lebih tinggi dibandingkan daging sapi.Persentase protein dapat dilihat pada Tabel 1.

            Tabel 1. Komposisi Kimia Daging Ayam

Jenis Daging                                         Protein               Air              Lemak                  Abu

Ayam Broiler                                       23,40%            73,31%          1,90%                      1,00%

Ayam Petelur                                       23,34%            69,50%          8,00%                      1,03%

Sumber : Balai Besar Industri Pertanian, 1983

*) Muchtadi dan Sugiyono, 1989


Drh. Khairul Rizal



BAHAN BACAAN

Anonimous, (2010). Kriteria Kualitas Daging. http://id.shvoong.com/medicine and health/nutrition/2120586-kriteria-kualitas-daging/#ixzz1d7TcqOA3

Djaafar, T.F., E.S. Rahayu, dan S. Rahayu. (2006). Cemaran Mikroba pada Susu dan Produk Unggas. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor, http://peternakan litbang.deptan.go,id

Lawrie, R.A. 1995. Ilmu Daging. Diterjemahkan oleh Amiruddin Parakkasi. Edisi ke lima. Universitas Indonesia, Jakarta

Siagian, A. 2002.Mikroba Patogen Pada Makanan dan Sumber Pencemarannya. Fakultas Kesehatan Masyarakat. USU. http://www.library.usu.ac.id.

Soeparno, 1992.Ilmu dan Teknologi Daging, Edisi I. Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Jenie, B. S. L. 1987. Sanitasi dalam Industri Pangan.PAU Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Saksono, L. 1986. Pengantar Sanitasi Makanan. Penerbit Alumni, Bandung.

Lukman, D. W. 2003. Sanitation Standard Operating Procedur (SSOP) [bahan kuliah]. Program Studi Higiene Makanan. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.Dalam: Soekotjo, R. H. Skripsi. Mempelajari Penerapan Standard Operating Procedur (SOP) dan Sanitation Standard Operating Procedur (SSOP) di Rumah Potong Ayam (RPA) PT Japfa Santori Indonesia. Program Studi Higiene Makanan. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

 

 

Kamis, 18 Maret 2021

Penyebab kucing sering menggaruk telinga

PENYEBAB KUCING SERING MENGGARUK TELINGA

 

Kucing merupakan hewan peliharaan yang imut dan digemari oleh masyarakat, dari perkotaan hingga pedesaan, baik anak-anak maupun orangtua menyenangi makhluk yang satu ini. Tingkah laku kucing yang lucu membuat orang ingin memelihara kucing. Namun disisi lain masyarakat yang memelihara kucing diharuskan memperhatikan prinsip kesejahteraan hewan atau animal welfare.

Prinsip kesejahteraan hewan tersebut dikenal dengan 5 prinsip kesejahteraan hewan / the five of freedom antara lain:

  1. Freedom from hunger and thirst (bebas dari rasa lapar dan haus)
  2. Freedom from discomfort (bebas dari rasa ketidaknyamanan)
  3. Freedom rom pain, injury,  and diseases(bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit)
  4. Freedom from fear and distress (bebas dari rasa takut dan stres)
  5. Freedom to express natural behavior (bebas untuk mengekspresikan tingkah laku

Hewan harus dipenuhi kebutuhan nutrisi yaitu asupan makanan dan minumnya yang sesuai, juga harus diperhatikan kesehatannya. Pencegahan penyakit seperti vaksinasi , pemberian anthelmintik atau anticacing rutin, hewan juga harus diperiksa kesehatan secara rutin ke dokter hewan. Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi adalah hewan sering menggarukkan telinga yang menjadi salah satu indikasi kucing terinfeksi tungau telinga Otodectes cyanotis (O.cyanotis). Untuk mengetahui kucing terinfeksi O.cyanotis harus dilakukan pemeriksaan mikroskopis di klinik hewan atau dokter hewan terdekat.


Gambar 1. Otodectes cyanotis pada pemeriksaan mikroskop

O.cyanotis  atau Tungau telinga dapat berpindah dari satu hewan ke hewan yang lainnya lewat kontak tubuh secara langsung. Tungau telinga betina cenderung menaruh telur-telurnya pada bulu di bagian telinga hewan, sehingga tungau telinga jantan akan selalu mencari tungau telinga betina pada bagian tersebut untuk melakukan perkembangbiakan (Rosenfeld, 2007).

Gejala klinis yang ditimbulkan akibat infestasi tungau ini yaitu hewan sering mengaruk pada daerah telinga, kotoran telinga berwarna hitam gelap dan menyebabkan otitis (Dhingra, 2008). Infestasi tungau pada telinga ini jika tidak dilakukan pengobatan dengan segera dapat diikuti infeksi skunder bakteri, sehingga gejala klinis yang dapat diamati adalah  Ear discharge / leleran dari telinga.

Petlover harus memperhatikan kebersihan kandang dan lingkungannya . Hewan yang sakit harus segera dipisahkan dengan hewan yang sakit. Hewan yang menggaruk telinga segera dibawa ke dokter hewan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

 



Drh. Khairul Rizal

 

Sumber Bacaan

Dhingra PL. 2008. Perbandingan Efektifitas Ofloksasin Topikal dengan Ofloksasin Kombinasi Steroid Topikal pada Otitis Eksterna Profunda di Makassar [skripsi]. Makasar (ID): Universitas Hasanudin.

Rosenfeld, Andrew J. 2007 . Veterinary Medical Team Handbook . Iowa: Blackwell Publishing Professional .ISBN 978-0-7817-5759-1

 

 


Rabu, 17 Maret 2021

Penyakit Surra Pada Sapi dan Pengendaliannya

Penyakit Surra Pada Sapi dan Pengendaliannya


Trypanosomiosis atau Surra adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh agen Trypanosoma evansi dan ditularkan melalui gigitan lalat penghisap darah (haematophagus flies. (Powar RM et al., 2006) Kasus penyakit Surra pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1897 pada populasi kuda di Pulau Jawa. . (Rochmat et al ., 2006). Surra merupakan penyakit hewan menular strategis (PHMS).

Penyakit Surra adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh infeksi protozoa, yaitu Trypanosoma evansi / T. evansi. Hewan yang rentan terhadap penyakit ini adalah: unta, kuda, kerbau, sapi, kambing, domba, babi, bahkan anjing. Surra dapat menginfeksi manusia berdasarkan hasil serologi, bahkan pewarnaan Giemsa ulas darah dari pasien di India menunjukkan positif mengandung Trypanosoma . ( Batan, 2018 )

Trypanosomiasis dapat menginfeksi semua umur, baik pada hewan yang masih muda maupun hewan yang sudah tua, baik hewan jantan maupun betina dapat terinfeksi penyakit ini. Sebagian besar hewan yang terinfeksi Trypanosomiasis ini mengalami kematian. Namun demikian pada sapi penyakit ini lebih bersifat menahun dan bisa sembuh dengan pengobatan yang terus menerus diberikan secara rutin (Levine, 1995).

Gambar 1. Trypanosoma sp. Dokumentasi preparat ulas darah Drh. Herlina Yuliani

T. evansi mengeluarkan toksin yang dikenal dengan nama trypanotoksin yang dapat mempengaruhi sistem kerja tubuh hewan yang terinfeksi (Levine, . 1995). Trypanotoksin dapat merusak membran eritrosit, sehingga menyebabkan anemia hemolitik (Morrison et all, 1981).

Penularan.

T. evansi ditularkan secara mekanis dari hewan karier ke hewan sehat melalui lalat Diptera hematofagus yang termasuk ke dalam genera Tabanus, Stomoxys, Haematopota, Lypersia dan Hippobosca. Genus yang paling penting sebagai penular adalah Tabanus ( Batan, 2018 ).

Gejala Klinis.

Gejala umum sapi yang terinfeksi Surra adalah sebagai berikut 

 

  • demam yang terjadi sifatnya intermittent atau naik turun
  • depresi dan tidak bersemangat,
  •  gerakan memutar-mutar
  •   limfonodus preskapularis mengalami pembesaran
  •  konjungtivitis, dan keluar leleran kental dari mata
  •  abortus
  •  dan janin dilahirkan dalam keadaan mati (stillbirth) ( Batan, 2018 )

Gambar 2. Sapi yang terinfeksi Surra .Dokumentasi  Drh. Mahfudz.

Apabila Trypanosoma telah masuk kedalam cairan cerebrospinal maka hewan akan menunjukan gejala saraf seperti berjalan sempoyongan, berputarputar atau berjalan kaku (Partoutomo et.all 1996)



Gambar 3.  Sapi yang terinfeksi surra berjalan memutar karena inkoordinasi saraf. Dokumentasi Drh. Khairul Rizal

Pencegahan dan Pengendalian

1.      Memperketat jalur lintas ternak.

Ternak yang akan masuk ke suatu wilayah antar Propinsi atau pulau diharuskan memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan ( SKKH), dan memiliki hasil pemeriksaan laboratoris bebas penyakit PHMS salah satunya yaitu harus bebas Surra

2.      Eleminasi Vektor

Rutin dilakukan pembersihan kandang dan penyemprotan kandang dan lingkungan dengan larutan antiserangga/ antiektoparasit untuk mengeleminasi / membunuh vektor penyebab surra yaitu Lalat

3.      Apabila ada ternak yang sakit segera dilakukan isolasi dan dipisahkan dari hewan yang sehat.


Drh. Khairul Rizal

 

BAHAN BACAAN

Batan, 2018. Penyakit Surra Pada Sapi Dan Sapi Bali Di Indonesia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Denpasar, Bali,

Levine., N.D. 1995. Protozoologi Veteriner. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Partoutomo, S., A. Husein, S. Muharsini dan R. Damayanti 1996. Rangkuman Hasil Penelitian Surra Di Balai Penelitian Veteriner 145-156

Rochmat , Suryanto , Fatimah Dan Parmini, T., 2006. Status Penyakit Trypanosoma Evansi (Surra) . Di Jawa Tengah Tahun 2015. Buletin Laboratorium Veteriner Vol. 16  NO 2 Tahun 2016.

 


Selasa, 16 Maret 2021

Tiga bulan di IB sapi estrus kembali

Tiga bulan di IB sapi estrus kembali, Bagaimana Penanganannya? 

Pertanyaan yang sangat sering ditanyakan oleh peternak. Pertanyaan senada pada usia 2 bulan, 3 hingga 5 bulan yang paling sering ditanyakan. Sapi yang bunting normalnya tidak birahi atau estrus lagi. Namun menurut data 3-5 % sapi yang bunting masih memunculkan gejala estrus atau birahi, namun tanpa disertai ovulasi. Hal ini berkaitan dengan  gelombang folikel yang terjadi pada ovarium. Biasa terjadi pada sapi dengan nutrisi pakan yang baik dan performa Reproduksi yang baik.

Pada kasus ini peternak harus bisa membedakan karakteristik estrus atau birahi dengan baik. Sapi yang estrus akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Keluar lendir putih bening dari organ kelamin.

2. Vulva bengkak, hangat dan merah.

3. Diam dinaiki atau standing heat.

Ternak yang estrus atau birahi setelah beberapa bulan dikawinkan. Harus dilakukan pemeriksaan kebuntingan terlebih dahulu sebelum dilakukan Inseminasi buatan. Hewan harus dipatastikan bunting atau tidak. Hewan bunting tidak boleh dilakukan Inseminasi Buatan / kawin suntik, untuk mengetahui hal tersebut peternak dapat memanggil dokter hewan atau petugas kesehatan hewan untuk melakukan pemeriksaan. 




Drh. Khairul Rizal


Senin, 15 Maret 2021

Penting diketahui sebelum memasak telur

 Penting diketahui sebelum memasak telur.

Telur merupakan makanan yang sangat digemari oleh masyarakat. Dalam penyajiannya telur ada yang disajikan dengan digoeng,direbus, digulai, di dadar dan di pindang.

Sumber foto. Alodokter.com


Telur memiliki nilai kandungan gizi yang lengkap. Mulai dari Karbohidrat, Protein ,Lemak dan beberapa vitamin. Nilai gizi yang lengkap tersebut menjadikan telur sebagai menu masakan masyarakat pada umumnya. 

Nilai kandungan gizi telur secara umum.

Sebelum memasak telur , telur terlebih dahulu dibersihkan dengan air yang mengalir. Telur dibersihkan dari kotoran yang ada pada cangkang tersebut. Pembersihan ini selain bertujuan untuk menghilangkan mikroba yang ada pada cangkang telur tersebut, juga bertujuan agar bersih dan suci  ,sehingga ketika memasak kotoran yang ada pada cangkah tidak ikut masuk ke makanan.

Dokter Hewan tidak merekomendasikan menkonsumsi telur setengah matang apalagi telur mentah ,karena akan menjadi sumber penularan penyakit atau dalam ilmu kesehatan masyarakat veteriner dikatakan foodborne disease. Foodborne disease merupakan menularnya penyakit ke manusia melalu mengkonsumsi bahan pangan yang tercemar penyakit baik infeksius maupun non infeksius.

Apabila berbelanja telur di pasar setelah memegang telur jangan lupa untuk segera mencuci tangan, hal ini bertujuan untuk mencegah penularan penyakit. Pada cangkang telur terdapat Salmonella sp. Apa bila telur dimasak tidak matang atau mentah akan menular ke Manusia. Pada manusia menyebabkan penyakit salmonelosis dengan gejala gastroenteritis seperti mual,diare, dan sakit perut. 

Dokter hewan menghimbau agar masyarakat mengkonsumsi telur masak. ,Merebus telur minimal 12 menit disuhu mendidih , stop konsumsi telur mentah. Putih telur jangan dibuang,karena putih telur merupakan albumin atau protein. Albumin merupakan salah satu dari komponen darah.

Semoga bermanfaat.

Drh. Khairul Rizal 

Minggu, 14 Maret 2021

Penanganan Induk Pasca Melahirkan

 Penanganan Induk Pasca Melahirkan

Kebuntingan pada sapi rata -rata berkisar 283 hari. Sapi yang melahirkan harus mendapatkan lingkungan yang nyaman, bebas dari stress, dan mendapatkan kebutuhan nutrisi yang memadai.

Nutrisi sapi yang baru melahirkan harus diperhatikan dengan baik. Nutrisi yang seimbang akan mencukupi untuk produksi Kolostrum, dengan begitu pedet akan mendapatkan kolostrum yang memadai 

Induk yang baru melahirkan harus diperhatikan plasenta atau ari-ari. Apakah keluar dengan sempurna atau tidak. Palsenta umumnya akan keluar 6-12 jam setelah sapi melahirkan. Bila dalam rentang waktu tersebut ari-ari belum keluar maka dikatakan dengan retensio scundinae . 

Retensio scundinae harus mendapatkan penanganan khusus. Untuk itu peternak yang mengeluarkan plasenta tersebut sendiri,akan berakibat fatal , kerusakan pada dinding rahim dan tentunya kasus berikutnya adalah radang rahim atau endometritis . Untuk Penanganan kasus ini sebaiknya petenak menghubungi dokter hewan atau petugas kesehatan hewan setempat.


Apabila plasenta keluar dengan sempurna. Makan tindakan berikutnya. 24 jam kemudian peternak memanggil petugas kesehatan hewan untuk memberikan treatment post partum atau terapi induk setelah melahirkan. Hal ini sangat penting untuk memaksimalkan kinerja Reproduksi sapi. Dengan Treatment post partum ini diharapkan sapi dapat birahi atau estrus kembali setelah melahirkan pada hari ke 36-60. 


Drh. Khairul Rizal

Dokter Hewan. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Siak Riau


Sabtu, 13 Maret 2021

Kenali Gejala Cacing Mata Pada Sapi

 Kenali gejala cacing mata pada sapi

Cacing mata pada sapi disebabkan oleh cacing nematoda. Infestasi cacing mata pada sapi disebut Thelaziasis. Thelaziasis merupakan suatu penyakit cacing mata yang disebabkan oleh Thelazia sp. Cacing mata ini dapat menginfeksi berbagai jenis ternak yaitu sapi, kerbau, kuda ,kambing ,domba, kelinci, anjing dan kucing.

Infestasi cacing mata pada hewan dapat tejadi sebalah mata maupun ke dua mata. Pada infeksi yang berat dapat mengakibatkan kebutaan.

Gejala umum dari infeksi cacing mata antara lain. 

1. Konjunctivitis atau peradangan mukosa mata conjuctiva.

2. Kekeruhan cornea mata.

3.Conjuctiva membengkak karena adanya penyumbatan ductus lacrimalis oleh Cacing mata 


Gambar . Infestasi cacing mata pada sapi Bali

Pencegahan.

1. Menjaga kebersihan kandang

2. Pisahkan ternak yang sehat dan yang sakit.

3. Memberikan pengasapan untuk mengusir lalat 

4 . Penyemprotan dengan insektisida untuk membasmi lalat


Pengobatan Infeksi cacing mata dengan memberikan Anticacing/anthelmintik spektrum luas seperti Albendazole. Pengobatan tradisional dengan air tembakau atau dengan air rebusan sirih. Untuk air tembakau dan air rebusan sirih akan kita bahas di topik tulisan lainnya 

Pengendalian infeksi cacing mata dengan cara pemberian Anticacing/anthelmintik rutin 3 bulan sekali, membersihkan kandang rutin , Penyemprotan dengan larutan insektisida seperti Ex. Cyperkiller rutin 21 hari sekali.

Peternak yang mengetahui adanya cacing mata pada sapi segera menghubungi petugas kesehatan hewan setempat agar mendapatkan penanganan yang tepat dan akurat. Semakin cepat akan semakin baik untuk kesembuhan hewan.

Mengingat penyebaran penyakit oleh lalat. Maka kebersihan kandang,lingkungan, dan melakukan penyemprotan rutin untuk membasmi lalat adalah prioritas utama dalam pengendalian infestasi cacing mata.


Drh. Khairul Rizal

Medik Veteriner



Jumat, 12 Maret 2021

Repeat Breeder Pada Sapi

 Repeat Breeder Pada Sapi

Repeat Breeder atau kawin berulang pada sapi merupakan hewan yang memiliki siklus estrus /birahi normal ,dikawinkan 3 kali tidak bunting. Ada juga yang mengatakan 2 kali dikawinkan. Siklus estrus atau siklus birahi pada sapi berlangsung 18-24 hari, dengan rata-rata 21 hari.

Kawin berulang pada sapi ,siklus Estrus normal, dan dikawinkan dengan pejantan ataupun IB tidak bunting. 

Banyak faktor penyebab dari repeat Breeder. Namun pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang waktu IB pada sapi.

Waktu IB yang tidak tepat akan menyebabkan kawin berulang. Hal ini biasa terjadi pada peternak yang baru memulai usaha breeding atau pembibitan. Kurangnya pengetahuan tentang gejala birahi menjadi penyebab.

Sapi yang estrus akan keluar lendir putih bening, diam dinaiki, vulva bengkak,hangat dan biasa disertai anoreksia atau kurang selera makan.


Untuk Peternak yang mengetahui gejala birahi pada sapinya agar segera mengabarkan ke petugas agar bisa ditentukan waktu IB. 

Peternak memberikan pakan yang bernutrisi ,dan menambahkan vitamin dan mineral dalam pakan. Hal ini akan meningkatkan performans Reproduksi.


Drh. Khairul Rizal

Kamis, 11 Maret 2021

Inseminasi Buatan Pada Sapi

Inseminasi Buatan Pada Sapi 

Inseminasi buatan (IB) merupakan salah satu dari teknologi reproduksi. IB sekarang sudah menjadi pilihan Peternak Breeder skala besar maupun Peternakan rakyat skala kecil. IB merupakan suatu teknologi reproduksi dengan cara memasukkan atau mendeposisikan semen ke dalam saluran reproduksi betina menggunakan peralatan khusus. 

IB sudah popular dikalangan masyarakat. Bahkan dibeberapa wilayah di Indonesia tiap kecamatan sudah memiliki petugas Inseminasi buatan dari dinas peternakan setempat yang bisa dihubungi. Dalam udah pembiakan sapi,  peternak tidak perlu membeli pejantan ,bila sapi birahi cukup menghubungi petugas ,dan petugas akan datang  ke lokasi untuk melakukan Inseminasi buatan . Namun tentunya keberhasilan IB akan ditentukan ketepatan peternak mengenali gejala estrus atau gejala birahi dari ternaknya 


IB / Inseminasi buatan ditengah masyarakat juga dikenal dengan sebutan "kawin suntik" , karena dalam praktiknya semen/ bibit yang dimasukkan menggunakan alat suntik atau yang dikenal dengan Gun IB / Insemition Gun. IB merupakan kompetensi dari Dokter Hewan dan dokter hewan adalah oaramg yang berwenang melakukan pelayanan Inseminasi buatan. Namun IB dapat dilakukan oleh paramedis veteriner / mantri hewan dibawah pengawasan dari penyelia Dokter Hewan.

Keberhasilan dari IB ditentukan oleh berapa faktor yaitu 

1. Deteksi Estrus harus tepat

Peternak harus mengetahui sapi yang estrus atau birahi dengan begitu akan dapat ditentukan waktu sapi akan dilakukan IB. Peternak harus menentukan metode dari deteksi estrus atau birahi yang mudah dan tepat.  Misalnya observasi atau pengamatan langsung. Pengamatan sapi birahi dilakukan 3-4 x dengan durasi 30 menit dan mengamati gejala estrus. 

2. Waktu IB yang tepat.

Sapi yang berada di puncak estrus memiliki gejala standing heat atau diam dinaiki dan ini adalah waktu terbaik untuk dilakukan IB. Sapi yang memiliki gejala standing heat besar kemungkinannya ovulasi dapat berlangsung. 


Drh. Khairul Rizal

Rabu, 10 Maret 2021

Mencegah Retensio Scundinarum Pada Sapi

 Mencegah Retensio Scundinarum Pada Sapi

Retensio scundinarum /retensi Plasenta merupakan tertahannya plasenta pada sapi lebih dari 12 jam. Setelah sapi melahirkan diiringi dengan keluarnya Plasenta 8-12 jam berikutnya. 

Retensi plasenta pada sapi harus mendapatkan penanganan yang tepat, Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan infeksi pada rahim. Infeksi pada rahim akan menyebabkan anestrus post partum yang panjang atau yang disebut anestrus secara patologi dikarenakan infeksi pada rahim.

Pada kasus retensi plasenta peternak agr tidak melakukan pengeluaran plasenta sendiri, namun harus memanggil dokter hewan atau petugas kesehatan hewan untuk melakukan penanganan terbaik.


Pencegahan Retensi Plasenta 

Peternak rutin memberikan mineral blok , premiks ,atau vitamin dan mineral yang dicampurkan ke konsentrat. Konsentrat diberikan 1-2 % dari berat badan. Konsentrat boleh yang bentuk pellet /pakan komersil atau ampas tahu, dedak padi dan lain-lain. Konsentrat ini merupakan bahana pakan kaya akan protein dan rendah serat kasar. 

Pada usia Kebuntingan 9 bulan, peternak dapat memanggil dokter hewan atau petugas kesehatan hewan untuk memberikan terapi Multivitamin dalam bentuk Injeksi. 

Menjelang kelahiran sapi ditempatkan di kandang yang agak besar, bebas stress, lingkungan yang nyaman, hal ini dapat meminimalisir terjadinya retensi plasenta. 


Drh. Khairul Rizal 

Medik Veteriner.

Selasa, 09 Maret 2021

Kasus Gangguan Reproduksi Lapangan Hari Ini

 Kasus Gangguan Reproduksi Lapangan Hari Ini

Seekor sapi Bali betina berumur 3.5 tahun, sudah pernah beranak satu kali, usia pedet 6 bulan ,dilaporkan peternak tidak pernah estrus atau birahi setelah melahirkan. 

Setelah anamnesa dilakukan, dilanjutkan pemeriksaan status Reproduksi sapi Bali tersebut. Hasil pemeriksaan ovarium sinistra et dextra mengalami hipofungsi Ovarium.

Pada kasus ini diberikan Penanganan pemberian Anticacing, Vitamin dan Mineral. Selanjutnya dilakukan Treatment /terapi lanjutan dengan injeksi hormonal. 

Pemeliharaan sapi tanpa kandang, dan hanya diberikan pakan hijauan tanpa konsentrat dan Premix atau vitamin dan mineral dalam pakan menjadi salah satu faktor penyebab hipofungsi Ovarium. Sapi dipelihara tidak diberikan nutrisi yang cukup. Sehingga anestrus post partu menjadi lama dan kekurangan nutrisi jangka panjang menyebabkan penurunan kinerja Reproduksi.

Pada kasus ini masih sapi majir sementara., dengan catatan rutin diberikan premix atau vitamin dan mineral dalam konsentrat. ,Hijauan pakan yang bernutrisi dan konsentrat diberikan 1-2% dari berat badan.


Edukasi client.

Untuk peternak yang memelihara sapi perlu diperhatikan manajemen Reproduksi. Anestrus post partum /sapi tidak birahi rotfjfjfjdjdjsetelah melahirkan terjadi selama fase involusi uterus/kembalinya Uterus ke bentuk dan fungsi normal. Involusi uterus berlangsung 35-46 hari pada sapi. Normlanya sapi akan birahi atau estrus setelah fase tersebut.  Perkawinan sapi biasa pada hari ke 60-80 sapi melahirkan. Apabila dalam tentang tersebut sapi tidak birahi. Segera hubungi dokter hewan atau petugas kesehatan hewan ,agar dilakukan pemeriksaan langsung terhadap status Reproduksi ternak .


Drh. Khairul Rizal

PDHI cabang Riau

Senin, 08 Maret 2021

Gejala Umum Tungau Telinga Pada Kucing

 Gejala Umum Tungau Telinga Pada Kucing

Tungau telinga pada kucing menimbulkan permasalahan beragam, mulai dari rasa tidak nyaman pada kucing, gatal-gatal ,yang dapat teramati kucing menggaruk telinganya, hingga menyebabkan infeksi sekunder bakteri pada telinga pada kasus yang berat mengakibatkan otitis interna.

Tungau telinga pada kucing menyebabkan kucing anoreksia atau tidak selera makan, pada infeksi yang berat mengakibatkan hewan kurus. 




Pencegahan penularan tungau telinga pada kucing dengan cara membersihkan kandang
secara rutin, tidak membiarkan hewan keluar rumah, rutin memandikan, dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter hewan.



Minggu, 07 Maret 2021

Kista Folikel Pada Sapi dan Penanggulangannya

Kista Folikel Pada Sapi dan Penanggulangannya

Sapi merupakan salah satu penyuplai protein hewani terbesar. Semakin bertambah populasi penduduk ,makan kebutuhan protein hewani semakin tinggi pula. Breeding atau pembibitan sapi adalah solusi untuk memenuhi kebutuhan daging untuk kebutuhan masyarakat.




Breeding /pembibitan harus dikelola dengan manajemen yang baik, mulai dari penyediaan bibit yang baik dan unggul, tersedianya pakan hijauan yang cukup, dan manjemen pencegahan dan pengendalian penyakit, serta manajemen reproduksi yang bagus. Ada beberapa indikator keberhasilan breeding yang dinilai dari capaian Reproduksi, seperti calving Interval atau jarak beranak 11-13 bulan servis per conception kurang dari 2 dan lain -lain.

Siklus estrus pada sapi berlangsung 18-24 hari. Siklus estrus dibagi menjadi 2 fase yaitu fase folikuler (terdiri dari proestrus dan estrus) dan fase luteal (fase metestrus dan fase diestrus). Peternak harus memahami setiap fase tersebut dengan baik. Estrus pada sapi berlangsung 12 jam. Menurut Putro ( 2010) , kebanyakan bangsa sapi mempunyai rerata lama Estrus 12 jam dengan bervariasi normal antara 2-30 jam. 

Peternak yang memahami gejala estrus akan dapat menentukan waktu terbaik sapi dikawinkan., Dan tentunya hal ini akanka berpengaruh terhadap angka keberhasilan Inseminasi buatan/ IB. Namun, dalam praktek dilapangan , ada beberapa gangguan reproduksi dalam siklus estrus tersebut,. Salah satunya adalah Kista Folikel

Kista folikel pada sapi memiliki gejala nimphomania atau birahi terus menerus. Dalam satu siklus estrus dapat terjadi beberapa kali estrus atau birahi.


Penanganan kasus kista folikel.

Setelah sapi dikawinkan baik secara alamiah maupun IB, biasa sapi akan birahi kembali beberapa hari kemudian , dalam waktu 18-24 hari terjadi beberapa kali birahi, peternak tidak perlu mengawinkan sapinya kembali . Peternak dapat menghubungi Dokter Hewan atau petugas kesehatan hewan setempat untuk melakukan pengecekan dan memberikan treatment atau terapi hormonal. Penanganan selanjutnya peternak harus memberikan premiks yaitu vitamin dan mineral dalam pakan., memberikan asupan nutrisi hijauan pakan ternak yang cukup, dan air minum tersedia terus menerus atau ad libitum. 

Semoga ulasan ini bermanfaat untuk SobaTernak.



Drh. Khairul Rizal

Medik Veteriner Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Siak Riau.

Sabtu, 06 Maret 2021

Mano Keracunan Insektisida Pada Musang

 Keracunan Insektisida Pada Musang.

Seekor musang bernama "Mano" berjenis kelamin betina, berumur 9 bulan datang ke praktek dengan kondisi hipersalivasi. Pemilik menuturkan kalau kucingnya memakan racun serangga. 


Mano  memakan racun serangga yang diletakkan pemilik untuk meracun serangga di Pohon, biasanya Mano di kandangkan, namun hari inj Mano dilepaskan pemilik sekitar rumah.

Sekitar pukul 18.50 wib Mano sampai di Praktek ,dan dilakukan pemeriksaan ,Mano di dianogsa Keracunan , penanganan diberikan antidota untuk racuan tersebut.

Ada cerita dibali Mano di rawat oleh pemiliknya hingga sekarang.

Mano adalah bayi musang yang berumur sekitar 1 Minggu ketika ditemukan pemilik 9 bulan lalu. Induknya Mano di tembak mati oleh sang pemburu yang tidak memiliki belas kasihan.

Mano masih fase menyusui saat itu. Ditemukan oleh pemilik dan dirawat dengan baik hingga sekarang. Sekarang di usia 9 bulan berat Mano sudah 5.2 kg.

Setelah melewati fase kritis Mano setelah 1 jam observasi Alhamdulillah kondisi fisik Mano sudah stabil dan diperbolehkan pulang, dilanjutkan kontrol rutin pasca keracunan insektisida.



Drh. Khairul Rizal


WRD Puskeswan Kandis gelar vaksinasi rabies

         Drh. Khairul Rizal sedang melaksanakan vaksinasi rabies pada HPR. SIAK (2019). World Rabies Day (WRD) merupakan hari rab...