Perjalanan Gun TE dari Pulau Jawa Ke Pulau Sumatera.
Delapan belas hari sudah berlalu di Jawa Barat, saatnya kembali ke bumi Lancang Kuning. Hari terakhir di Jawa Barat saya manfaatkan mengunjungi Sabahat di Bekasi. (Cerita mengenai terpilihnya menjadi peserta satu-satunya dari provinsi riau untuk mengikuti bimbingan teknis tranfer embrio di Balai Embrio Ternak Cipelang 2019 akan diceritakan pada tulisan lainnya.) Ini saatnya saya kembali ke rutinitas biasa mengabdi untuk negeri melalui salah satu profesi yang mulia di bumi ini, profesi dokter hewan. Menurut data dari WHO yaitu organisasi kesehatan Dunia bahwa 70% penyakit manusia berasal dari hewan atau yang dikenal dengan Zoonosis.
Dokter Hewan , kami
memiliki motto "Manusya Mriga Satwa Sewaka" yang berarti mengabdi
untuk kesejahteraan manusia melalui kesejahteraan hewan". Manusia akan
sejahtera jikalau hewan tersebut sejahtera.
Dalam konteks kesejahteraan hewan dikenal dengan 5 prinsip kesejahteraan
hewan, yaitu 1. bebas dari rasa haus dan lapar. 2. Bebas dari rasa ketidak
nyamanan/ penyiksaan fisik 3. Bebas dari rasa sakit, cedera dan penyakit. 4.
Bebas untuk mengekspesikan perilaku alamiah
dan 5. Bebas dari ketakutan dan rasa tertekan. Inilah yang sama-sam kita
kenal dengan five freedom Animal Welfere.
Perjalanan dari Kota
Bekasi ke Bandara Halim Perdana Kusuma
saya tempuh dengan menggunakan mobil online , kira-kira 60 menit perjalanan. Seperti biasa memasuki bandara , hal pertama
yang kita lakukan tentu check in dan memasukkan barang ke bagasi, bawaan saya
standar saja, 1 koper dan 1 ransel. Setelah di ruang tunggu beberapa saat ,
tiba saatnya pesawat tujuan Bandara SSK Pekanbaru akan berangkat, segera saya
menuju pesawat.
X -Ray barang bawaan
adalah kewajiban yang mesti dilalui, karena ini adalah salah satu point'
penting dalam industri penerbangan, keselamatan penerbangan dan penumpang di
sini menjadi salah satu penentu, misal di pesawat tidak boleh ada bahan-bahan
yang memiliki resiko ledak tinggi, senjata tajam, bahan-bahan seperti Alkohol ,
Narkotika dan lain yang telah diatur dalam undang-undang penerbangan. Akhirnya giliran tas saya yang di X -Ray.
Lampu berbunyi, menandakan ada benda asing dalam tas tersebut.
"Bapak, boleh dibuka isi tas,
karena di sini dideteksi ada benda logam panjang ukurannya?". Kata petugas
bandara.
Saya pun menjawab. "Baik , Pak,
mungkin yang dimaksud Gun TE , mohon tinggi sebentar pak.
Bergegas saya
mengeluarkan isi ransel dan menunjukkan ke pihak bandara Gun Protector ,
kemudian mengeluarkan isinya ada Gun Transfer Embrio (TE), dan Plastik Sheet
TE. Saya menjelaskan kepihak bandara
bahwa saya Seorang Dokter Hewan (dengan menunjukkan Kartu keanggotaan
PDHI/Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia), seraya menjelaskan bahwasanya Gun TE
ini berfungsi Untuk Memasukkan Embrio ke dalam Uterus /Rahim Sapi betina.) Gun
TE ini saya peroleh dari Balai embrio Ternak Cipelang, Bogor.
Saya juga menjelaskan
melalui GUN TE inilah Gatot Kaca (Nama dari sapi Belgian Blue) berhasil di
lahirkan oleh induk sapi di BET Cipelang. Nah , saya menambahkan Insya Allah
alat ini tidak membahayakan , ini alat medis yang digunakan untuk untuk
kemanjuan peternakan di Indonesia. Setelah mendengar penjelasan saya akhirnya
petugas mengerti, Gun TE berhasil masuk cabin pesawat.
Transfer Embrio ini
merupakan salah satu dari kemajuan teknologi reproduksi ternak, generasi
pertamanya Inseminasi Buatan yang sudah sangat populer di Nusantara ini. Transfer Embrio adalah usaha memasukkan
Embrio kedalam uterus hewan. Transfer embrio memiliki banyak keunggulan
diantaranya adalah mendapatkan Galur murni 100%, dan dengan demikian kita akan
mendapatkan bibit unggul dalam waktu yang singkat. Transfer embrio ini harus
dilakukan oleh seorang Dokter Hewan/Vet atau seseorang yang telah mendapatkan
sertifikat/keahlian dari instansi/ lembaga yang berwenang yang di akui Nasional
(Kementerian Pertanian), dan di bawah pengawasan Dokter Hewan.
Pukul 22.20 WIB. Pesawat
mendarat dengan sempurna di SSK Airport Pekanbaru, setelah dua jam penerbangan,
Syukur kepada Allah , atas kuasa Nya , Perjalanan lancar dan bisa berkumpul
kembali dengan keluarga dan melanjutkan pengabdian untuk kesejahteraan manusia
, melalui profesi dokter hewan.
Sekian.
Januari 2019
Drh. Khairul Rizal..
Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Siak. Riau
2 komentar:
Perjalanan panjang Gun TE, keren Dok Rizal. Sehat dan sukses selalu Dok. Salam literasi.
Heheh iyaa dok... Jauh2 dari bet Cipelang ke Riau. Salam literasi dok
Posting Komentar