Sabtu, 27 Maret 2021

Perjalanan Gun TE dari Pulau Jawa Ke Pulau Sumatera

 

Perjalanan Gun TE dari Pulau Jawa Ke Pulau Sumatera.


Delapan belas hari sudah berlalu di Jawa Barat, saatnya kembali ke bumi Lancang Kuning. Hari terakhir di Jawa Barat saya manfaatkan mengunjungi Sabahat di Bekasi. (Cerita mengenai terpilihnya menjadi peserta satu-satunya dari provinsi riau  untuk mengikuti bimbingan teknis tranfer embrio di Balai Embrio Ternak Cipelang 2019 akan diceritakan pada tulisan lainnya.) Ini saatnya saya kembali ke rutinitas biasa mengabdi untuk negeri melalui salah satu profesi yang mulia di bumi ini, profesi dokter hewan.  Menurut data dari WHO yaitu organisasi kesehatan Dunia bahwa 70% penyakit manusia berasal dari hewan atau yang dikenal dengan Zoonosis.

Dokter Hewan , kami memiliki motto "Manusya Mriga Satwa Sewaka" yang berarti mengabdi untuk kesejahteraan manusia melalui kesejahteraan hewan". Manusia akan sejahtera jikalau hewan tersebut sejahtera.  Dalam konteks kesejahteraan hewan dikenal dengan 5 prinsip kesejahteraan hewan, yaitu 1. bebas dari rasa haus dan lapar. 2. Bebas dari rasa ketidak nyamanan/ penyiksaan fisik 3. Bebas dari rasa sakit, cedera dan penyakit. 4. Bebas untuk mengekspesikan perilaku alamiah  dan 5. Bebas dari ketakutan dan rasa tertekan. Inilah yang sama-sam kita kenal dengan five freedom Animal Welfere.

Perjalanan dari Kota Bekasi  ke Bandara Halim Perdana Kusuma saya tempuh dengan menggunakan mobil online , kira-kira 60 menit perjalanan.  Seperti biasa memasuki bandara , hal pertama yang kita lakukan tentu check in dan memasukkan barang ke bagasi, bawaan saya standar saja, 1 koper dan 1 ransel. Setelah di ruang tunggu beberapa saat , tiba saatnya pesawat tujuan Bandara SSK Pekanbaru akan berangkat, segera saya menuju pesawat.

X -Ray barang bawaan adalah kewajiban yang mesti dilalui, karena ini adalah salah satu point' penting dalam industri penerbangan, keselamatan penerbangan dan penumpang di sini menjadi salah satu penentu, misal di pesawat tidak boleh ada bahan-bahan yang memiliki resiko ledak tinggi, senjata tajam, bahan-bahan seperti Alkohol , Narkotika dan lain yang telah diatur dalam undang-undang penerbangan.  Akhirnya giliran tas saya yang di X -Ray. Lampu berbunyi, menandakan ada benda asing dalam tas tersebut.

"Bapak, boleh dibuka isi tas, karena di sini dideteksi ada benda logam panjang ukurannya?". Kata petugas bandara.

Saya pun menjawab. "Baik , Pak, mungkin yang dimaksud Gun TE , mohon tinggi sebentar pak.

Bergegas saya mengeluarkan isi ransel dan menunjukkan ke pihak bandara Gun Protector , kemudian mengeluarkan isinya ada Gun Transfer Embrio (TE), dan Plastik Sheet TE.  Saya menjelaskan kepihak bandara bahwa saya Seorang Dokter Hewan (dengan menunjukkan Kartu keanggotaan PDHI/Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia), seraya menjelaskan bahwasanya Gun TE ini berfungsi Untuk Memasukkan Embrio ke dalam Uterus /Rahim Sapi betina.) Gun TE ini saya peroleh dari Balai embrio Ternak Cipelang, Bogor.

                                                                        Gun Transfer Embrio

Saya juga menjelaskan melalui GUN TE inilah Gatot Kaca (Nama dari sapi Belgian Blue) berhasil di lahirkan oleh induk sapi di BET Cipelang. Nah , saya menambahkan Insya Allah alat ini tidak membahayakan , ini alat medis yang digunakan untuk untuk kemanjuan peternakan di Indonesia. Setelah mendengar penjelasan saya akhirnya petugas mengerti, Gun TE berhasil masuk cabin pesawat.

Transfer Embrio ini merupakan salah satu dari kemajuan teknologi reproduksi ternak, generasi pertamanya Inseminasi Buatan yang sudah sangat populer di Nusantara ini.  Transfer Embrio adalah usaha memasukkan Embrio kedalam uterus hewan. Transfer embrio memiliki banyak keunggulan diantaranya adalah mendapatkan Galur murni 100%, dan dengan demikian kita akan mendapatkan bibit unggul dalam waktu yang singkat. Transfer embrio ini harus dilakukan oleh seorang Dokter Hewan/Vet atau seseorang yang telah mendapatkan sertifikat/keahlian dari instansi/ lembaga yang berwenang yang di akui Nasional (Kementerian Pertanian), dan di bawah pengawasan Dokter Hewan.

Pukul 22.20 WIB. Pesawat mendarat dengan sempurna di SSK Airport Pekanbaru, setelah dua jam penerbangan, Syukur kepada Allah , atas kuasa Nya , Perjalanan lancar dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga dan melanjutkan pengabdian untuk kesejahteraan manusia , melalui profesi dokter hewan.

Sekian.

Januari 2019

Drh. Khairul Rizal..

Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Siak. Riau

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Perjalanan panjang Gun TE, keren Dok Rizal. Sehat dan sukses selalu Dok. Salam literasi.

Dokter Rizal mengatakan...

Heheh iyaa dok... Jauh2 dari bet Cipelang ke Riau. Salam literasi dok

WRD Puskeswan Kandis gelar vaksinasi rabies

         Drh. Khairul Rizal sedang melaksanakan vaksinasi rabies pada HPR. SIAK (2019). World Rabies Day (WRD) merupakan hari rab...