Sabtu, 20 Maret 2021

PENTING DIKETAHUI AGAR KAWIN SUNTIK PADA SAPI BERHASIL

 

PENTING DIKETAHUI AGAR KAWIN SUNTIK

PADA SAPI BERHASIL 

Drh. Khairul Rizal 

          Inseminasi buatan (IB) atau AI (Artificial Insemination) merupakan suatu cara mendeposisikan semen ke dalam alat kelamin betina dengan bantuan alat tertentu. Alat yang biasa digunakan untuk IB yaitu Insemination gun/ Gun IB. IB dikalangan masyarakat dikenal dengan kawin suntik, karena dalam prosesnya semen yang dimasukkan ke alat kelamin menggunakan alat suntik atau dikenal dengan gun IB. Semen merupakan cairan yang dikeluarkan dari kelamin jantan yang berisi sel spermatozoa dan cairan kelenjar reproduksi.


            Inseminasi buatan pada hewan memiliki beberapa keuntungan anatara lain :

  1. Menghemat biaya pemeliharaan pejantan
  2. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik
  3. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada hewan betina (inbreeding)
  4. Dengan peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama
  5. Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati
  6. Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dari hubungan kelamin (Siregar dkk., 2007).

Adapun kerugian insemnasi buatan antara lain :

  1. Apabila identifikasi birahi / estrus dan waktu pelaksanaan ib tidak tepat maka tidak akan terjadi kebuntingan.
  2. Akan terjadi kesulitan kelahiran apabila semen beku yang digunakan berasal dari pejantan dengan turunan yang besar dan di ib pada betina yang keturunan kecil
  3. Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama
  4. Dapat menyebabkan menurunnya sifat genetik yang jelek apabila menggunakan pejantan donor tidak ddipantau genetiknya dengan baik (Siregar dkk., 2007).

Keberhasilan IB akan ditentukan oleh beberapa faktor seperti peternak, ternak, petugas, straw yang digukakan. Agar IB pada hewan dapat berhasil maka faktor tersebut harus diperhatikan dengan baik.

1.     Peternak

Peternak harus memiliki pengetahuan tentang gejala birahi (estrus) dengan baik. Gejala umum estrus pada sapi yaitu vulva bengkak, merah, hangat, keluar lndir putih bening dari kelamin betina, diam dinaiki hewan lain atau standing heat. Peternak haru membuat catatan siklus estrus tiap hewan. Siklus estrus  yaitu jarak estrus pertama ke jarak estrus berikutnya. Siklus estrus pada sapi berlangsung 19-24 hari dengan rata – rata 21 hari. Peternak harus menggunakan metode deteksi estrus yang efektif  (mengenai metode deteksi estrus akan penulis bahas di tulisan lainnya).

Deteksi estrus mempunyai arti penting dalam peternakan sapi perah maupun sapi potong. Kesalahan dan rendahnya kemampuan deteksi estrus merupakan salah satu penyebab rendahnya angka kebuntingan (Wahyu YS., 2017). Secara umum peternak dapat menggunakan metode deteksi estrus yang umum yaitu metode obsevasi estrus secara langsung. Observasi estrus dilakukan 3-4 kali yaitu pagi ,siang , sore , dan malam, dengan lama pengamatan masing- masing 30 menit. Setiap gejala yang muncul peternak harus mencatat, apabila gejala estrus muncul segera menghubungin petugas reproduksi baik dokter hewan , inseminator atau petugas inseminasi buatan.

2.     Ternak betina atau akseptor IB.

Sapi yang akan dilakukan IB dipastikan estrus secara normal, ada kasus gangguuan reproduksi seperti cysta folikuler . Pada kasus  cysta folikuler sapi akan menunjukkan gejala nimpomania atau birahi terus menerus ,dalam satu siklus estrus dapat terjadi beberapa kali birahi, nah pada kasus ini sapi tidak boleh dilakukan IB . Sapi yang mengalami cysta folikular tidak terjadi ovulasi dengan begitu apabila di IB tidak terjadi fertilisasi atau pembuahan.

3.     Patugas

Keberhasilan IB juga ditentukan oleh faktor petugas yaitu inseminator. Inseminator yaitu orang yang melakukan inseminasi buatan. Petugas harus memiliki pemahanan tentang manajemen reproduksi betina dengan baik, harus memahami siklus estrus, kerja hormon reproduksi, memahami anatomi dan fisiologi reproduksi dengan baik baik. Sapi yang akan dilakukan IB WAJIB dilakukan pemeriksaan saluran reproduksi terlebih dahulu, WAJIB dipastikan sapi bunting atau tidak , birahi atau tidak.

WAJIB dipastikan ketika inseminasi buatan folikel dominan harus ada, folikel dominan yaitu folikel yang nantinya akan mengalami ovulasi.


4.     Straw

Straw yang digunakan harus dalam kondisi yang baik . Straw yang disimpan di kontainer petugas harus diperiksa secara berkala. Pemeriksaan secara mikroskopis , hal ini bertujuan untuk memastikan straw dalam konsisi baik. Penanganan straw harus dilakukan secara standar yang baik.

Bahan Bacaan.


Siregar TN dan Hamdan.  2007. Teknologi Reproduksi Pada Ternak. Banda Aceh. USK PRESS.

Wahyu YS., 2017.  Pengaruh GNRH , vitamin ADE dan infuse iodium pada sapi perah yang mengalami kawin berulang. Kajian ukuran folikel , ketebalan ovarium , kadar estrogen, dan tingkat kebuntingan. Tesis. Yogyakarta . UGM.       

 

 

Tidak ada komentar:

WRD Puskeswan Kandis gelar vaksinasi rabies

         Drh. Khairul Rizal sedang melaksanakan vaksinasi rabies pada HPR. SIAK (2019). World Rabies Day (WRD) merupakan hari rab...