Leucocytozoonosis
pada unggas, dari Gejalanya sampai Pencegahannya
Leukositozoonosis merupakan penyakit protozoa yang menyerang
darah ternak unggas, yang disebabkan oleh parasit Leucocytozoon sp. (Levine,
1985). Spesies Leucocytozoon yang menyerang ayam di Indonesia teridentifikasi
Leucocytozoon caulleryi dan L.sabrazesi (Soekardono, 1983; Soekardono dan
Partosoedjono, 1986). L. caulleryi disebarkan oleh vektor Culicoides arakawae (Soekardono,
1987). Kejadian Leucocytozoonosis cenderung bersifat musiman yang berhubungan
erat dengan peningkatan populasi vektor serangga, terutama pada pergantian
musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya (Tabbu, 2002).
Penyakit ini menimbulkan kerugian yang sangat tinggi, pada unggas muda menyebabkan kematian yang tiba-tiba. Unggas dewasa juga bisa terinfeksi dengan menimbulkan gejala diare, lemah, penurunan produksi, penurunan daya tetas telur, bahkan bisa menimbulkan kematian. Jenis unggas yang rentan terhadap penyakit Leucocytozoonosis adalah ayam, kalkun,angsa, itik dan burung liar .
Cara Penularan
Lalat penggigit seperti Simulium sp. dan Culicoides sp.
berperan sebagai vektor atau pembawa penyakit Leucocytozoonosis. Lalat hitam
(Simulium sp.) biasanya berkembang biak pada air yang mengalir dan mencari
makan pada siang hari, sedangkan serangga penggigit bersayap dua (Culicoides
sp.) berkembang biak di dalam lumpur atau kotoran ayam dan menggigit pada malam
hari. Lalat hitam (Simulium sp.) dan serangga penggigit bersayap dua
(Culicoides sp.) bertindak sebagai reservoir penyakit tersebut selama suatu
musim atau periode tertentu (Tabbu, 2002).
Gejala Klinis
Gejala yang terlihat umumnya adalah penurunan nafsu makan, haus, depresi, bulu kusut dan pucat. Ayam kehilangan keseimbangan, lemah, pernapasan cepat dan anemia. Kejadian penyakit berlangsung cepat. Ayam dapat mati atau sembuh dengan sendirinya. Angka kematian dapat mencapai 10-80% (Akoso, 1998). Leucocytozoonosis yang menyerang pada ayam yang sedang dalam pertumbuhan pada umumnya bersifat subklinik, sedangkan pada ayam yang sedang produksi akan menurunkan produksi telur secara drastis, dan membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk kembali ke tingkat produksi yang normal (Tabbu, 2000).
Dianogsa
Dianogsa penyakit dapat
dilakukan dikukuhkan dengan menemukan gametosit parasit ini pada preparat ulas
darah yang diwarnai dengan giemsa atau wright, tanda-tanda klinis atau
perubahan-perubahanpasca mati dan mikroskopis (Ressang, 1983).
Dokumentasi Penulis. Drh. Khairul Rizal
Gambaran Skizon pada preparat histopatologi paru-paru. Sampel merupakan darah ayam broiler umur 25 hari yang memiliki gejala Leukositozoonosis . Dokumentasi penulis semasa koasistensi Dokter hewan, ketika melakukan investigasi kematian ayam broiler di Aceh Besar..
Selain skizon yang pada paru-paru , penulis pada investigasi tersebut juga membuat preparat organ timus, dan prankreas dan pada organ tersebut juga ditemukan skizon dan megaloskizon, namun penulis tidak mempublikasi pada artikel ini.
Pencegahan
Tindakan dalam pencegahan Leucocytozoonosis yang dianggap
paling efektif adalah menekan atau mengeliminasi vektor biologis (insekta)
yaitu lalat Culicoides sp. dan Simulium sp. Mengurangi larva serangga dapat
dilakukan dengan spraying di sekitar kandang menggunakan insektisida. Genangan
air dan semak belukar atau rumput dan tanaman yang tidak berguna disekitar
kandang juga perlu dihindari, karena dapat menjadi tempat berkembangbiaknya
serangga (Purwanto dkk, 2010). Peternak diharapkan melakukan program kebersihan
dan sanitasi kandang dengan rutin. Ventilasi kandang harus diperhatikan dengan
baik. Penyemprotan kandangan dan lingkungan kandanng dengan menggunakan bahan
insektisida sangat dianjurkan 3 minggu sekali.
Hewan yang sakit segera dipisahkan dengan hewan yang sehat.
Drh. Khairul Rizal
Medik Veteriner
Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Siak Riau.
Petugas Kesehatan Hewan Kecamatan Sungai Mandau.
Veterinary Content Creator.
*
Bahan Bacaan
Bahan Bacaan
Akoso, B. T. 1998. Kesehatan Unggas. Kanisius, Yogyakarta
Levine ND. 1995. Protozoology Veterinary. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press
Purwanto, Budi.,dkk. 2009. Leucocytozoonosis, dari Gejalanya sampai Penanganannya . Tersedia : http://www.majalahinfovet.com/2009/01/leucocytozoonosis-dari-gejalanyasampai.html.
Ressang, 1983. Patologi Khusus Veteriner. Denpassar
Soekardono S. 1983. Spesies Culicoides di Jawa Barat dan Hubungannya dengan Leukositozoonosis Ayam. Kumpulan Makalah Seminar Parasitologi Nasional II. Jakarta. Soekardono S. 1987. Culicoides (Diptera: Ceratopogonidae) di Sekitar Ayam dalam Kandang di Jawa Timur. Majalah Parasitologi Indonesia. 1 (2) : 35-41
Soekardono S, Partosoedjono S. (1986). Parasitparasit Ayam. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Tabbu, C.R. 2002. Penyakit Ayam dan Penaggulangannya – vol. 2. Yogyakarta : Kanisius
2 komentar:
Mantaps Dok Rizal. Sehat dan sukses selalu.
Aamiin. Terimakasih dok. Sehat2 selalu juga dok 🙏🙏🙏
Posting Komentar