Jumat, 26 Maret 2021

Leucocytozoonosis pada unggas, dari Gejalanya sampaPencegahannya

 

Leucocytozoonosis pada unggas, dari Gejalanya sampai Pencegahannya


Leukositozoonosis merupakan penyakit protozoa yang menyerang darah ternak unggas, yang disebabkan oleh parasit Leucocytozoon sp. (Levine, 1985). Spesies Leucocytozoon yang menyerang ayam di Indonesia teridentifikasi Leucocytozoon caulleryi dan L.sabrazesi (Soekardono, 1983; Soekardono dan Partosoedjono, 1986). L. caulleryi disebarkan oleh vektor Culicoides arakawae (Soekardono, 1987). Kejadian Leucocytozoonosis cenderung bersifat musiman yang berhubungan erat dengan peningkatan populasi vektor serangga, terutama pada pergantian musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya (Tabbu, 2002).

Penyakit ini menimbulkan kerugian yang sangat tinggi, pada unggas muda menyebabkan kematian yang tiba-tiba. Unggas dewasa juga bisa terinfeksi dengan menimbulkan gejala diare, lemah, penurunan produksi, penurunan daya tetas telur, bahkan bisa menimbulkan kematian.  Jenis unggas yang rentan terhadap penyakit Leucocytozoonosis adalah ayam, kalkun,angsa, itik dan burung liar .

Cara Penularan

Lalat penggigit seperti Simulium sp. dan Culicoides sp. berperan sebagai vektor atau pembawa penyakit Leucocytozoonosis. Lalat hitam (Simulium sp.) biasanya berkembang biak pada air yang mengalir dan mencari makan pada siang hari, sedangkan serangga penggigit bersayap dua (Culicoides sp.) berkembang biak di dalam lumpur atau kotoran ayam dan menggigit pada malam hari. Lalat hitam (Simulium sp.) dan serangga penggigit bersayap dua (Culicoides sp.) bertindak sebagai reservoir penyakit tersebut selama suatu musim atau periode tertentu (Tabbu, 2002).

Gejala Klinis

Gejala yang terlihat umumnya adalah penurunan nafsu makan, haus, depresi, bulu kusut dan pucat. Ayam kehilangan keseimbangan, lemah, pernapasan cepat dan anemia. Kejadian penyakit berlangsung cepat. Ayam dapat mati atau sembuh dengan sendirinya. Angka kematian dapat mencapai 10-80% (Akoso, 1998). Leucocytozoonosis yang menyerang pada ayam yang sedang dalam pertumbuhan pada umumnya bersifat subklinik, sedangkan pada ayam yang sedang produksi akan menurunkan produksi telur secara drastis, dan membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk kembali ke tingkat produksi yang normal (Tabbu, 2000).

Dianogsa

Dianogsa penyakit dapat dilakukan dikukuhkan dengan menemukan gametosit parasit ini pada preparat ulas darah yang diwarnai dengan giemsa atau wright, tanda-tanda klinis atau perubahan-perubahanpasca mati dan mikroskopis (Ressang,  1983).

 Gambaran Leukositozoon pada preparat ulas darah dengan pewarnaan Giemsa. Sampel merupakan darah ayam broiler umur 25 hari yang memiliki gejala Leukositozoonosis . Dokumentasi penulis semasa koasistensi Dokter hewan, ketika melakukan investigasi kematian ayam broiler di Aceh Besar.

                                      Dokumentasi Penulis. Drh. Khairul Rizal


Gambaran Skizon pada preparat histopatologi paru-paru.  Sampel merupakan darah ayam broiler umur 25 hari yang memiliki gejala Leukositozoonosis . Dokumentasi penulis semasa koasistensi Dokter hewan, ketika melakukan investigasi kematian ayam broiler di Aceh Besar..

Selain skizon yang pada paru-paru , penulis pada investigasi tersebut juga membuat preparat organ timus, dan prankreas dan pada organ tersebut juga ditemukan skizon dan megaloskizon, namun penulis tidak mempublikasi pada artikel ini. 

Pencegahan

Tindakan dalam pencegahan Leucocytozoonosis yang dianggap paling efektif adalah menekan atau mengeliminasi vektor biologis (insekta) yaitu lalat Culicoides sp. dan Simulium sp. Mengurangi larva serangga dapat dilakukan dengan spraying di sekitar kandang menggunakan insektisida. Genangan air dan semak belukar atau rumput dan tanaman yang tidak berguna disekitar kandang juga perlu dihindari, karena dapat menjadi tempat berkembangbiaknya serangga (Purwanto dkk, 2010). Peternak diharapkan melakukan program kebersihan dan sanitasi kandang dengan rutin. Ventilasi kandang harus diperhatikan dengan baik. Penyemprotan kandangan dan lingkungan kandanng dengan menggunakan bahan insektisida sangat dianjurkan 3 minggu sekali.  Hewan yang sakit segera dipisahkan dengan hewan yang sehat.

 

Drh. Khairul Rizal

Medik Veteriner 

Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Siak Riau.

Petugas Kesehatan Hewan Kecamatan Sungai Mandau.

Veterinary Content Creator.

*dilarang mengambil foto pada artikel ini , tanpa seizin dari penulis.

 

Bahan Bacaan

Bahan Bacaan

Akoso, B. T. 1998. Kesehatan Unggas. Kanisius, Yogyakarta

Levine ND. 1995. Protozoology Veterinary. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press

Purwanto, Budi.,dkk. 2009. Leucocytozoonosis, dari Gejalanya sampai Penanganannya . Tersedia : http://www.majalahinfovet.com/2009/01/leucocytozoonosis-dari-gejalanyasampai.html.

Ressang,  1983. Patologi Khusus Veteriner. Denpassar

Soekardono S. 1983. Spesies Culicoides di Jawa Barat dan Hubungannya dengan Leukositozoonosis Ayam. Kumpulan Makalah Seminar Parasitologi Nasional II. Jakarta. Soekardono S. 1987. Culicoides (Diptera: Ceratopogonidae) di Sekitar Ayam dalam Kandang di Jawa Timur. Majalah Parasitologi Indonesia. 1 (2) : 35-41

Soekardono S, Partosoedjono S. (1986). Parasitparasit Ayam. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

Tabbu, C.R. 2002. Penyakit Ayam dan Penaggulangannya – vol. 2. Yogyakarta : Kanisius

 


2 komentar:

Unknown mengatakan...

Mantaps Dok Rizal. Sehat dan sukses selalu.

Dokter Rizal mengatakan...

Aamiin. Terimakasih dok. Sehat2 selalu juga dok 🙏🙏🙏

WRD Puskeswan Kandis gelar vaksinasi rabies

         Drh. Khairul Rizal sedang melaksanakan vaksinasi rabies pada HPR. SIAK (2019). World Rabies Day (WRD) merupakan hari rab...