Minggu, 21 Maret 2021

Kenali Gejala Coronavirus Pada Ayam

Kenali Gejala Coronavirus Pada Ayam

(Sinonim : Infectious bronchitis, IB, Bronchitis Infectiosa )

 

Mendengar kata coronavirus yang pertama kita fikirkan adalah COVID-19, yang pada akhir tahun 2019 mulai masuk ke indonesia. Hingga sekarang pandemi COVID-19 belum berakhir mulai Social Distancing atau menjaga jarak, Pembatasan Sosial Berskala Besar  ( PSBB ) dan kita juga di haruskan menjaga 3 M Yaitu menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan air sabun, hal ini bertujuan untuk mencegah penularan COVID-19. Infeksi virus corona disebut COVID-19  ( Corona Virus Disease 2019 ) dan pertama kali muncu di kota  Wuhan, chinna pada akhir Desember 2019

            Namun pada kesempatan kali ini kita akan membahas Coronavirus pada unggas.  Coronavirus pada unggas menyebabkan penyakit Bronchitis Infectiosa. Ressang (1983) mengatakan Bronchitis Infectiosa ditemukan oleh Schalk dan Hawn dalam tahun 1931 di Amerika Serikat, dan virus ini ditularkan dengan eksudat cabang-tenggorokan( bronchi) yang biasanya bersifat mukopurulen .

            Pada tahun 1931, Arthur Schalk dan M.C Hawn mengidentifikasi adanya ineksi saluran pernafasan jenis baru pada ayam di North Dakota. Ineksi ini terjadi pada anak yam yang baru lahir dengan gejala klinik susah bernafas dan lesu. Tingkat kematian pada anak ayam mencapai 40-90 %.

            Infectious bronchitis (IB) pada ayam dapat megakibatkan kerugian ekonomis seperti penurunan produksi telur, penurunan kualitas telur , bahkan kematian. Di industri ayam petelur ini menjadi salah satu penyakit yang mengakibatkan kerugian ekonomis yang besar, karena akan banyak telur yang akan di afkir karena tidak lulus seleksi kualitas telur.

Gejala Klinis

            Gejala klinis pada anak ayam ditandai dengan batuk, bersin, ngorok, keluar leleran hidung dan eksudat berbuih di mata. Mortalitas pada anak ayam biasanya 25-30%, tetapi pada beberapa kasus dapat mencapai 75%. Pada ayam dewasa atau layer gejala klinis yang tampak batuk, bersin, dan ngorok. Penurunan produksi telur 5-10%, berlangsung 10-14 hari, jika terkait faktor lain dapat mencapai 50%.  Telur yang dihasilkan memiliki kerabang yang tipism dan bentuk telur yang tidak teratur, serta albumin encer(Manual Penyakit Unggas ISIKHNAS).

Ayam yang terinfeksi IB , gangguan pernafasan dan kerabang telur yang lunak
    https://www.dictio.id/t/bagaimana-gejala-klinis-infectious-bronchitis-ib-pada-unggas/20121/2

Pencegahan dan pengendalian

            Pencegahan dan pengendalian Infectious bronchitis dengan menerapkan bioscurity yang ketat, kebersihan dan sanitasi kandang yang baik. Penyemprotan kandang dan lingkungan dengan larutan desinfektan dengan rutin. Ayam yang sehat dilakukan vaksinanasi agar hewan memiliki antibodi terhadap Bronchitis Infectiosa. Usaha peternakan harus dikelola dengan baik. Populasi ayam harus sesuai dengan ukuran kandang, ventilasi udara yang baik dan lingkungan yang nyaman untuk ayam.

 

 

Drh. Khairul Rizal

Medik Veteriner Kabupaten Siak, Riau


Tidak ada komentar:

WRD Puskeswan Kandis gelar vaksinasi rabies

         Drh. Khairul Rizal sedang melaksanakan vaksinasi rabies pada HPR. SIAK (2019). World Rabies Day (WRD) merupakan hari rab...