Kenali
Gejala Coronavirus Pada Ayam
(Sinonim : Infectious bronchitis, IB, Bronchitis Infectiosa )
Mendengar kata coronavirus yang pertama kita fikirkan
adalah COVID-19, yang pada akhir tahun 2019 mulai masuk ke indonesia. Hingga
sekarang pandemi COVID-19 belum berakhir mulai Social Distancing atau menjaga jarak, Pembatasan Sosial Berskala
Besar ( PSBB ) dan kita juga di haruskan
menjaga 3 M Yaitu menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan air
sabun, hal ini bertujuan untuk mencegah penularan COVID-19. Infeksi virus
corona disebut COVID-19 ( Corona Virus
Disease 2019 ) dan pertama kali muncu di kota
Wuhan, chinna pada akhir Desember 2019
Namun pada
kesempatan kali ini kita akan membahas Coronavirus pada unggas. Coronavirus pada unggas menyebabkan penyakit
Bronchitis Infectiosa. Ressang (1983) mengatakan Bronchitis Infectiosa
ditemukan oleh Schalk dan Hawn dalam tahun 1931 di Amerika Serikat, dan virus
ini ditularkan dengan eksudat cabang-tenggorokan( bronchi) yang biasanya
bersifat mukopurulen .
Pada tahun
1931, Arthur Schalk dan M.C Hawn mengidentifikasi adanya ineksi saluran
pernafasan jenis baru pada ayam di North Dakota. Ineksi ini terjadi pada anak
yam yang baru lahir dengan gejala klinik susah bernafas dan lesu. Tingkat
kematian pada anak ayam mencapai 40-90 %.
Infectious
bronchitis (IB) pada ayam dapat megakibatkan kerugian ekonomis seperti
penurunan produksi telur, penurunan kualitas telur , bahkan kematian. Di
industri ayam petelur ini menjadi salah satu penyakit yang mengakibatkan
kerugian ekonomis yang besar, karena akan banyak telur yang akan di afkir
karena tidak lulus seleksi kualitas telur.
Gejala Klinis
Gejala klinis pada anak
ayam ditandai dengan batuk, bersin, ngorok, keluar leleran hidung dan eksudat
berbuih di mata. Mortalitas pada anak ayam biasanya 25-30%, tetapi pada
beberapa kasus dapat mencapai 75%. Pada ayam dewasa atau layer gejala klinis
yang tampak batuk, bersin, dan ngorok. Penurunan produksi telur 5-10%,
berlangsung 10-14 hari, jika terkait faktor lain dapat mencapai 50%. Telur yang dihasilkan memiliki kerabang yang
tipism dan bentuk telur yang tidak teratur, serta albumin encer(Manual Penyakit
Unggas ISIKHNAS).
Pencegahan dan pengendalian
Pencegahan dan
pengendalian Infectious bronchitis dengan menerapkan bioscurity yang ketat,
kebersihan dan sanitasi kandang yang baik. Penyemprotan kandang dan lingkungan
dengan larutan desinfektan dengan rutin. Ayam yang sehat dilakukan vaksinanasi
agar hewan memiliki antibodi terhadap Bronchitis
Infectiosa. Usaha peternakan harus dikelola dengan baik. Populasi ayam
harus sesuai dengan ukuran kandang, ventilasi udara yang baik dan lingkungan
yang nyaman untuk ayam.
Drh.
Khairul Rizal
Medik Veteriner Kabupaten Siak, Riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar