Selasa, 16 Februari 2021

Scabies Penyakit Kulit Pada Hewan dan Zoonosis

 

Scabies Penyakit Kulit Pada Hewan dan Zoonosis

Scabies merupakan infeksi ektoparasit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes sp. Scabiosis disebabkan oleh tungau terkecil dari ordo Acarina, yaitu Sarcoptes scabei. Tungau betina berukuran 330-600 µm x 250-400 µm dan jantan berukuran 200-240 µm x 150-200 µm, mempunyai kaki pendek dan sepasang kaki ketiga dan keempat tidak tampak dari dorsal tubuhnya, biasanya hidup pada lapisan epidermis ( Gambar 1). ( Suronto, 2006). Scabies atau kudis adalah penyakit kulit yang gatal dan menular pada mamalia domestik maupun mamalia liar yang disebabkan oleh ektoparasit jenis tungau (mite) Sarcoptes scabiei, dengan berbagai varietas seperti pada kambing S scabiei var.caprae, pada domba S.scabiei var.ovis, pada kelinci S.scabiei var.cuniculi pada anjing S scabiei var. canis, pada manusia S.scabiei var.hominis dan pada babi S.scabiei var.suis. (Ririen N.W, 2009).




Gambar 1. Sarcoptes scabei. ( Dokumentasi Pribadi).

Daur hidup

Siklus hidup dimulai dari telur sampai menjadi dewasa berlangsung selama satu bulan. Tungau betina setelah 4-5 hari akan bertelur 4-5 hari pada terowongan kulit yang dibuat oleh tungau. Larva yang memiliki 6 kaki akan menetas dalam waktu 3-5 hari. Beberapa diantara larva tersebut akan meninggalkan terowongan dan berjalan pada permukaan kulit penderita, sedangkan yang lain akan tetap di terowongan atau di kantung- kantung di samping terowongan tersebut. Larva akan berubah menjadi nimfa stadium pertama, kemudian menjadi limfa stadium kedua di dalam terowongan kulit. Selanjutnya nimfa tersebut  akan berkembang menjadi tungau dewasa. Perkembangan tungau dari telur sampai dewasa berlangsung sekitar 17 hari. Tungau tersebut akan hidup dari 3-4 minggu dan akan menyebar dengan kontak langsung antara penderita dengan orang sekelilingnya. (Levine, 1994).

        

Gejala – gejala.

            Gejala klinis yang ditimbulkan akibat infestasi Sarcoptes scabiei hampir sama, yaitu gatal ± gatal, hewan menjadi tidak tenang, menggosok ± gosokkan tubuhnya ke dinding kandang dan akhirnya timbul peradangan kulit. Bentuk eritrema dan papula akan terlihat jelas pada daerah kulit yang tidak ditumbuhi bulu. Apabila kondisi tersebut tidak segera diobati, maka akan terjadi penebalan dan pelipatan kulit disertai dengan timbulnya kerak/keropeng. Gejala tersebut timbul kira ± kira dalam waktu tiga minggu pasca infestasi tungau atau sejak larva membuat terowongan di dalam kulit (Setiawan, 2016).




Gambar 2 . Anak kucing yang menderita scabies kronis. ( Dokumentasi Pribadi).

Dianogsis

            Pemeriksaan infeksi scabies pada hewan, selain dengan pemerikaan gejala klinis dengan adanya lesi dan keropengan pada penderita. Peneguhan dianogsis dapat dilakukan dengan  mikroskopis yaitu dengan scraping. Metode ini bertujuan untuk menemukan dan mengidentifikasi jenis parasit dengan memeriksa di bawah mikroskop.




        Gambar 3 . Sarcoptes scabei pada kerokan kulit kucing ( Dokumentasi Pribadi).

   Scabies pada kucing dapat dilihat di link youtube penulis berikut ini. Pembaca dapat melakukan subscribe secara gratis , mengaktifkan notifikasi agar mendapatkan pemberitahuan setiap video terbaru. 

https://youtu.be/DI4nB8Wp4cg

                                                                                              

Pencegahan

           Pada hewan pencegahan scabies dengan memperhatikan lalu lintas ternak. Hewan yang akan menuju ke tempat lainnya , hewan telah diperiksa kesehatan hewan oleh Dokter Hewan berwenang dan dibuktikan dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan ( SKKH). Apabila dalam suatu peternakan / koloni hewan terdapat hewan yang terinfeksi skabies segera dipisahkan dari kelompoknya dan dilakukan pengobatan secara menyeluruh.

            Pencegahan skabies pada manusia dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak langsung dengan penderita dan mencegah penggunaan barang – barang pederita secara bersama-sama. Pakaian, handuk dan barang-barang lainnya yang pernah digunakan oleh penderita harus diisolasi dan dicuci dengan air panas . Pakaian dan barang-barang asal kain dianjurkan untuk disetrika sebelum digunakan . Sprai penderita harus sering diganti dengan yang baru maksimal tiga hari sekali . Benda-benda yang tidak dapat dicuci dengan air (bantal, guling, selimut) disarankan dimasukkan ke dalam kantung plastik selama tujuh hari, selanjutnya dicuci kering atau dijemur di bawah sinar matahari sambil dibolak batik minimal dua puluh menit sekali . Kebersihan tubuh dan lingkungan termasuk sanitasi serta pola hidup yang sehat akan mempercepat kesembuhan dan memutus siklus hidup S. scabiei (Wendel dan Rompalo, 2002) .

 

Penulis

Drh. Khairul Rizal

Medik Veteriner , Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Siak . Riau

 

Tidak ada komentar:

WRD Puskeswan Kandis gelar vaksinasi rabies

         Drh. Khairul Rizal sedang melaksanakan vaksinasi rabies pada HPR. SIAK (2019). World Rabies Day (WRD) merupakan hari rab...