Scabies Penyakit Kulit Pada Hewan dan Zoonosis
Scabies merupakan infeksi ektoparasit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes sp.
Scabiosis disebabkan oleh tungau terkecil dari ordo Acarina, yaitu Sarcoptes scabei. Tungau betina
berukuran 330-600 µm x 250-400 µm dan jantan berukuran 200-240 µm x 150-200 µm,
mempunyai kaki pendek dan sepasang kaki ketiga dan keempat tidak tampak dari
dorsal tubuhnya, biasanya hidup pada lapisan epidermis ( Gambar 1). ( Suronto,
2006). Scabies atau kudis adalah penyakit kulit yang gatal dan menular pada
mamalia domestik maupun mamalia liar yang disebabkan oleh ektoparasit jenis
tungau (mite) Sarcoptes scabiei,
dengan berbagai varietas seperti pada kambing S scabiei var.caprae, pada domba S.scabiei var.ovis, pada kelinci S.scabiei var.cuniculi pada anjing S scabiei var. canis, pada manusia S.scabiei var.hominis dan pada babi S.scabiei var.suis. (Ririen N.W, 2009).
Gambar
1. Sarcoptes scabei. ( Dokumentasi
Pribadi).
Daur
hidup
Siklus
hidup dimulai dari telur sampai menjadi dewasa berlangsung selama satu bulan.
Tungau betina setelah 4-5 hari akan bertelur 4-5 hari pada terowongan kulit yang
dibuat oleh tungau. Larva yang memiliki 6 kaki akan menetas dalam waktu 3-5
hari. Beberapa diantara larva tersebut akan meninggalkan terowongan dan
berjalan pada permukaan kulit penderita, sedangkan yang lain akan tetap di
terowongan atau di kantung- kantung di samping terowongan tersebut. Larva akan
berubah menjadi nimfa stadium pertama, kemudian menjadi limfa stadium kedua di
dalam terowongan kulit. Selanjutnya nimfa tersebut akan berkembang menjadi tungau dewasa.
Perkembangan tungau dari telur sampai dewasa berlangsung sekitar 17 hari.
Tungau tersebut akan hidup dari 3-4 minggu dan akan menyebar dengan kontak
langsung antara penderita dengan orang sekelilingnya. (Levine, 1994).
Gejala
– gejala.
Gejala klinis
yang ditimbulkan akibat infestasi Sarcoptes scabiei hampir sama, yaitu gatal ±
gatal, hewan menjadi tidak tenang, menggosok ± gosokkan tubuhnya ke dinding
kandang dan akhirnya timbul peradangan kulit. Bentuk eritrema dan papula akan terlihat
jelas pada daerah kulit yang tidak ditumbuhi bulu. Apabila kondisi tersebut
tidak segera diobati, maka akan terjadi penebalan dan pelipatan kulit disertai
dengan timbulnya kerak/keropeng. Gejala tersebut timbul kira ± kira dalam waktu
tiga minggu pasca infestasi tungau atau sejak larva membuat terowongan di dalam
kulit (Setiawan, 2016).
Gambar 2 . Anak kucing yang menderita scabies
kronis. ( Dokumentasi Pribadi).
Dianogsis
Pemeriksaan
infeksi scabies pada hewan, selain dengan pemerikaan gejala klinis dengan
adanya lesi dan keropengan pada penderita. Peneguhan dianogsis dapat dilakukan dengan mikroskopis yaitu dengan scraping. Metode ini bertujuan untuk menemukan dan
mengidentifikasi jenis parasit dengan memeriksa di bawah mikroskop.
Gambar 3 . Sarcoptes scabei pada kerokan kulit kucing ( Dokumentasi Pribadi).
Scabies pada kucing dapat dilihat di link youtube penulis berikut ini. Pembaca dapat melakukan subscribe secara gratis , mengaktifkan notifikasi agar mendapatkan pemberitahuan setiap video terbaru.
Pencegahan
Pada hewan
pencegahan scabies dengan memperhatikan lalu lintas ternak. Hewan yang akan
menuju ke tempat lainnya , hewan telah diperiksa kesehatan hewan oleh Dokter
Hewan berwenang dan dibuktikan dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan ( SKKH).
Apabila dalam suatu peternakan / koloni hewan terdapat hewan yang terinfeksi
skabies segera dipisahkan dari kelompoknya dan dilakukan pengobatan secara
menyeluruh.
Pencegahan
skabies pada manusia dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak langsung
dengan penderita dan mencegah penggunaan barang – barang pederita secara
bersama-sama. Pakaian, handuk dan barang-barang lainnya yang pernah digunakan
oleh penderita harus diisolasi dan dicuci dengan air panas . Pakaian dan barang-barang
asal kain dianjurkan untuk disetrika sebelum digunakan . Sprai penderita harus
sering diganti dengan yang baru maksimal tiga hari sekali . Benda-benda yang
tidak dapat dicuci dengan air (bantal, guling, selimut) disarankan dimasukkan
ke dalam kantung plastik selama tujuh hari, selanjutnya dicuci kering atau
dijemur di bawah sinar matahari sambil dibolak batik minimal dua puluh menit
sekali . Kebersihan tubuh dan lingkungan termasuk sanitasi serta pola hidup
yang sehat akan mempercepat kesembuhan dan memutus siklus hidup S. scabiei (Wendel dan Rompalo, 2002) .
Penulis
Drh. Khairul Rizal
Medik Veteriner , Dinas Peternakan dan
Perikanan Kab. Siak . Riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar