Senin, 01 Juni 2015

PEMERIKSAAN URIN



PEMERIKSAAN URIN



DASAR TEORI

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih) (Speakman, 2008).
Anatomi dan Fisiologi
 Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria tempat urin dikumpulkan, dan d)satu uretra urin dikeluarkan dari vesika urinaria (Panahi, 2010).
1.      Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang merah dengan panjang sekitar 10-13 cm, lebarnya 6 cm, berwarna merah dan berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau beratnya antara 120-150 gram dan setiap sekitar 20-25% darah yang dipompa jantung mengalir menuju ginjal (Evelyn Pearce, 2006).
 Ginjal terletak pada bagian dorsal dari rongga abdominal pada tiap sisi dari aorta dan vena kava, tepat pada posisi ventral terhadap beberapa vertebra lumbal yang pertama. Ginjal dikatakan retroperitoneal, artinya terletak di luar rongga peritoneal (Frandson, 1992).
Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah daripada ginjal kiri karena besarnya lobus hepatis kanan. Secara mikroskopis, sebuah ginjal dengan potongan memanjang memberi dua gambaran dua daerah yang cukup jelas. Daerah perifer yang beraspek gelap diebut korteks, dan selebihnya yang agak cerah disebut medulla, berbentuk piramid terbalik (Nursalam, 2005).
Secara mikroskopis, korteks yang gelap tampak diselang dengan interval tertentu oleh jaringan medulla yang berwarna agak cerah, disebut garis medulla (medullary rays). Substansi korteks di sekitar garis medulla disebut labirin korteks. Medulla tampak lebih cerah dan tampak adanya jalur-jalur yang disebabkan oleh buluh-buluh kemih yang lurus dan pembuluh darahnya (Hartono, 1992).
Menurut Alatas, dkk., (2002) menjelaskan fungsi ginjal sebagai organ ekskresi. Ginjal memilki fungsi utama dalam menjaga keseimbangan internal dengan jalan menjaga komposisi cairan ekstraselular. Untuk melaksakan hal itu sejumlah besar cairan difiltrasi di glomerulus dan kemudian direabsopsi dan disekresi di sepanjang nefron sehingga zat-zat yang berguna diserap kembali dan sisa-sisa metabolisme dikeluarkan sebagai urin,
Fungsi ginjal secara keseluruhan, yaitu;
1.      Fungsi Ekskresi
Ginjal dapat berfungsi untuk sisa metabolisme protein (ureum, kalium, fosfat, sulfur anorganik dan asam urat), regulasi volume cairan tubuh dikarenakan aktivitas anti-duaretik (ADH) yang akan mempengaruhi volume urin yang akan dikeluarkan tubuh dan ginjal yang bermanfaat dalam menjaga keseimbangan asam dan basa ( Chandrasegaran, 2013).
2.       Fungsi Endokrin
Sebagai fungsi endokrin ginjal memiliki tiga fungsi, yaitu; a) Memiliki partisipasi dalam eritropoesis yaitu sebagai penghasil zat eritropoetin yang dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah. b) Pengaturan tekanan darah, hal ini dikarenakan terlepasnya granula rennin dari jukstaglomerulus yang merangsang angiotensinogen di dalam darah menjadi angitensi I kemudian diubah kembali menjadi angiotensi II oleh enzim konvertase di paru. Hal ini mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan merangsang kelenjar adrenal untuk memperoduksi aldosteron.Kombinasi kedua inilah yang mengakibatkan terjadinya hipertensi. c) Ginjal bertugas menjaga keseimbangan kalsium dan fosfor dikarenakan ginal mempunyai peranan dalam metabolism vitamin D ( Chandrasegaran, 2013).
2.      Ureter
Merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal dari pelvis renalis menuju vesica urinaria.terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal ( Farida, 2011).
3.      Vesica Urinaria
Merupakan tempat menampung urin yang berasal dari ginjal melalui ureter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis. Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian yaitu apeks, fundus dan collum ( Farida, 2011).
4.      Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang terdiri dari mukosa membrane  dengan muskulus yang berbentuk spinkter pada bagian bawah dari kandung  kemih. Uretra berfungsi untuk transport urine dari kandung kemih ke meatus  eksterna, uretra merupakan sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih hingga lubang air (Pearce,1999).
Proses pembentukan urin  
Menurut  Rodrigues (2008),  proses pembentukan urin adalah
a.       Proses filtrasi, di glomerulus.
Terjadi penyerapan darah yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. Cairan yang disaring disebut filtrat glomerulus.

b.       Proses reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. Sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
c.        Proses sekresi
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar
Macam Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urin rutin meliputi : jumlah urin, makroskopis yaitu warna, kejernihan, berat jenis, kimiawi yaitu protein, glukosa dan mikroskopis yaitu pemeriksaan sedimen. Pemeriksaan urin khusus : bilirubin, urobilin, urobilinogen, benda keton, darah samar , klorida, kalsium (Gandasoebrata, 2007).
TUJUAN
Tujuan adari praktikum pemeriksaan urin adalah untuk mengetahui  abnomalitas pada sistem urinaria.
ALAT
            Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cateter, tabung reaksi, refraktometer, objek glass, cover glass, sentrifus, mikroskop
BAHAN
            Bahan yang digunakan adalah kucing sebagai hewan coba, urin, kertas lakmus, kertas strip dan indikatornya


PROSEDUR KERJA

Pemeriksaan Fisik
             Pada pemeriksaan fisik makan urine kucing diamti secara makroskopis yaitu:
a.       Warna
b.      Berat jenis
c.       Bau urine 

Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan kimia dapat dilakukan kertas strip, lalu amati :  
a.       Pemeriksaan pH
b.      Pemeriksaan Glukosa
c.       Pemeriksaan protein

Pemeriksaan Sedimen
Urine disentrifus lalau dibuang cairan diatsnya dan amati  dibawah mikroskop


HASIL
Praktikum kali ini kami menggunakan seekor kucing
Nomor                         : 03
Tanggal                       : 22 April 2015
Nama Pasien               : Kuskus
Alamat                        : Darussalam
Nama Pemilik              : M. Geraldy Zarry
Jenis hewan                 : Kucing lokal 

Sinyalemen :
Nama hewan               : Kuskus
Jenis kelamin               : Betina 
Warna bulu                  : Hitam Putih
Berat Badan                : 2,5 kg
Ras                              : Felis domestik

Pemeriksaan Fisik
a)      Warna                          :  Kuning Muda
b)      Berat jenis                   :  1.018
c)      Bau urine                     :  bau khas urin

Pemeriksaan Kimia
a)      Pemeriksaan pH           :  Asam
b)      Pemeriksaan Glukosa   : < 100(5) ± mg/dl (mmol/L)
c)      Pemeriksaan protein     : 15 (015) ± mg/dl (gr/L)
Description: G:\ipdhk\11348812_897602116968560_964555441_n.jpgDescription: G:\ipdhk\11221091_832769016802278_458262722_o.jpg
Gambar. Pemeriksaan pH urin dengan kertas Lakmus
Description: G:\ipdhk\11335906_897602083635230_1769860369_n.jpg
Gambar. Mengukur kadar Protein, pH , Glukosa
Pemeriksaan Sedimen
Pada pemeriksaan specimen urine ditemukan sel epitel squamosa
Description: G:\urin.jpg
Gambar.  Sel epitel


PEMBAHASAN

Pemeriksaan Fisik
Urine normal berwarna antara kuning muda sampai kuning tua warna itu disebabkan oleh karena adanya urobilin lurocrom.  Berat jenis urine mercerminkan jumlah zat padat yang terlarut dalam urin. BJ normal urin kucing adalah 1.020-1.030.  pH normal pada urine kira-kira  asam yaitu 5.9-6.4 ( Sadjana dan Kusmawati, 2006 ). Warna urine yang normal kuning-kuningan dan ada juga urine yang jernih itu disebabkan karena obat itu warnanya kuning ke orange.  Urine normal baunya memusingkan atau bau khas hewan itu sendiri.

Pemeriksaan Kimia
Proses-proses yang mencakup ekskresi dan reabsorbsi yang dilakukan oleh sistem perkemihan akan mempengaruhi pH urin. Pada hewan normal, pH urin bervariasi tergantung pada makanannya. Apabila asupan protein tinggi, maka urin menjadi lebih bersifat asam, sedangkan apabila asupan makanan banyak mengandung serat yang tinggi, maka urin menjadi lebih bersifat alkalis atau netral (Meyer dan Harvey, 1998).
Infeksi sistem perkemihan oleh beberapa mikroorganisme juga dapat membuat suasana menjadi asam. Obstruksi pada saluran urin atau cystitis dapat menimbulkan retensi urin, khususnya dalam vesika urinaria, yang menyebabkan suasana urin menjadi lebih alkalis. Dengan demikian, suasana asam dan basa urin dapat dipakai sebagai tolak ukur pertama kesehatan system saluran perkemihan dan atau pada sistem digesti serta sistem sirkulasi.
Selain pH, kandungan albumin dan bilirubin dapat diindikasikan adanya gangguan pada system perkemihan berdasarkan analisis urin. Adanya albumin dalam urin merupakan indikator pertama yang paling sensitif untuk mengetahui adanya gangguan pada glomerulus, sebelum timbul albuminemia. Sedangkan adanya bilirubin dalam urin dapat sebagai petunjuk adanya penyakit pada sistem perkemihan sendiri atau yang berkaitan dengan sistem lain.
Kadar potein tinggi didalam urin disebut hiperproteinuria, dan kadar protein rendah didalam urine disebut hipoproteinuria. Pemeriksaan glukosa urin merupakan pengukuran kadar glukosa dalam urin. Pemeriksaan ini sebenarnya tidak dapat digunakan untuk menggambarkan kadar glukosa dalam darah. Kadar glukosa normal pada kucing adalah < 100 mg/dl.

Pemeriksaan Sedimen
Pada pemeriksaan sedimen urine ditemukan sel epitel. Unsur-unsur sedimen dibagi atas 2 golongan : organik, yaitu yang berasal dari suatu organ atau jaringan dan non organik, tidak berasal dari suatu jaringan. Biasanya unsur organik lebih bermakna daripada yang non organik.
a.       Unsur – unsur organic
1)      Sel epitel, adalah sel berinti satu yang ukurannya lebih besar dari lekosit. Sel epitel gepeng (skuameus) berasal dari uretra bagian distal. Sel - sel epitel yang berasal dari kandung kemih sering mempunyai tonjolan dan diberi nama sel transisional. Sel - sel yang berasal dari pelvis ginjal dan tubulus ginjal lebih bulat dan lebih kecil dari sel epitel skuameus dan tidak mempunyai arti jika jumlahnya sangat kecil. Jumlah sel epitel bulat bertambah banyak pada glomerulonephritis. Bertambahnya sel epitel menunjukkan kepada iritasi atau radang suatu permukaan selaput lendir dalam traktus urogentalis (Gandasoebrata, 2007)
2)      Lekosit, sel yang seperti benda bulat yang berbutir halus . Adanya banyak lekosit dalam sedimen urin menunjukkan radang purulent di suatu bagian traktus urogenitalis (misalnya pielonefritis, sistitis, urethritis).
3)      Eritrosit, adalah sel yang sering terlihat sebagian benda bulat yang mempunyai warna kehijau-hijauan.
4)       Silinder
a.       Silinder hialin : silinder yang ujungnya membulat dan menunjukkan kepada kepada iritasi atau kelainan yang ringan.
b.      Silinder berbutir : halus menunjukkan arti sama seperti hialin sedangkan berbutir kasar mengarah kepada kelainan yang lebih serius.
c.       Silinder lilin : lebih lebar dari silinder hialin dan mempunyai kilauan seperti permukaan lilin. Didapat pada keadaan nephritis lanjut dan pada amyloidosis.
d.      Silinder eritrosit : permukaan silinder terlihat eritrositerotrosit.
e.       Silinder lekosit : permukaan silinder dilapisi oleh lekosit.
f.       Silinder lemak : silinder yang mengandung butir-butir lemak
g.       Oval fat bodies, adalah sel epitel yang mengalami degenerasi lemak, berbentuk bulat.
h.      Benang lendir, didapat pada iritasi permukaan selaput lendir traktus urogenitalis bagian distal. Silindroid, hampir serupa dengan silinder hialin tetapi salah satu ujung menyempit menjadi halus seperti benang
Unsur - unsur non organik meliputi bahan amorf dan Kristal- kristal
Macam Kristal
1.      Kristal kalsium oksalat, adalah yang paling banyak menyebabkan batu saluran kemih (70-75%), batu terdiri dari kalsium oksalat, terjadi karena proses multifaktor, congenital dan gangguan metabolik sering sebagai faktor penyebab.
2.      Kristal asam urat, dibentuk hanya oleh asam urat. Diet dengan tinggi protein serta minuman beralkohol meningkatkan ekskresi asam urat sehingga pH air kemih menjadi rendah.
3.      Kristal kalsium fosfat, terjadi pada suasana air kemih yang alkali atau terinfeksi. Terjadi bersama dengan Ca Oxalat atau struvit.
4.      Kristal struvit (magnesium-amonium fosfat), disebabkan karena infeksi saluran kemih oleh bakteri yang memproduksi urease (Proteus, Provindentia,    Klebsiella dan Psedomonas).
5.      Kristal sistin, disebabkan karena gangguan ginjal.
Gangguan system urinaria pada kucing yang sering terjadi adalah urolithiasis. Urolithiasis adalah panyakit pada sistem  urinaria karena adanya pembentukan dan  akumulasi kristal yang menghambat proses  urinasi (Lulich dan Osborne, 2007). Hal ini berkaitan  dengan diet tinggi protein dan adanya  perubahan pola gaya hidup ke modern.  Kristal kalsium oksalat (CaOx) adalah tipe  kristal yang paling sering terjadi pada kucing dengan angka prevalensi 90%  (Sparkes dan Philippe, 2008). Proses pembentukan kristal berasal dari  beberapa proses fisiokimia seperti  peningkatan eksresi kalsium dan oksalat  dalam urin, supersaturasi urin, kristalisasi,  agregasi kristal, pertumbuhan kristal,  penempelan kristal ke saluran ureter, retensi ureter, dan agglomerasi ureter (Yadav, dkk., 2011).

KESIMPULAN
Sistem urinaria merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin. Pemeriksaan urine bertujuan untuk mengetahui kelainan pada  system urinaria. Pemeriksaan urine meliputi pemeriksaan fisik, kimia dan sedimemen. Pada pemerisksaan urine pada kucing diketahui dalam keadaan normal.



DAFTAR PUSTAKA
Alatas H, Rusdidjas, Ramayati R. 2002.  Infeksi saluran kemih.Buku Ajar  Nefrologi Anak. Jakarta : .Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Chandrasegaran,K.2013. Gambaran Nilai International Prostate Symptom Score  
Pada Pasien Benign Prostate Hyperplasia  Di Poliklinik Urologi Rsup Haji Adam Malik 
Medan. Medan : USU
Farida,L. 2011. Anatomi dan Fisiologi Ginjal. Semarang : UMS
Frandson, R.D., 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Gandasoebrata. 2007. Penuntun Labiratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat
Harjana, Tri. 2010.  Modul Praktikum Struktur Dan Fisiologi Hewan. Yogyakarta:
UNY
Hartono. 1992. Histologi Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan . Bogor  : Institut Pertanian  Bogor.
Meyer, D.J. and J.W. Harvey. 1998. Vete rinary Laboratory Medicin Interpretation and Diagnosis. Philadelphia :  W.B.Saunders

Nursalam, dkk. 2005. Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta: Salemba Medika
Panahi A., Bidaki R., Rezahosseini O. 2010. Validity and Realibility of Persian  Version of IPSS. Iran: Galen Medical
Pearce, Evelyn C.2006. Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rodrigues P., Hering F. P., Campagnari J. C. 2008. Impact of Urodynamic  Learning on the Management of Benign Prostate Hyperplasia Issue.  Canada : Canadian Medical
Sardjana,I.K.W dan Kusumawati,D. 2006. Perbandingan Pemberian Cat Food dan Pindang terhadap pH Urin, Albuminuria dan Bilirubinuria Kucing. Surabaya: Unair

Speakman M. J. 2008. Lower Urinary Tract Symptom Suggestive of Benign  Prostate Hyperplasia (LUTS/BPH) . European : Dept. Urology

Tidak ada komentar:

WRD Puskeswan Kandis gelar vaksinasi rabies

         Drh. Khairul Rizal sedang melaksanakan vaksinasi rabies pada HPR. SIAK (2019). World Rabies Day (WRD) merupakan hari rab...